Friday, December 31, 2010

RB Umiyah di koran cetak Radar Yogya

Youth Works: wirausaha sosial muda Filipina (3)

Dengan menyediakan alat bagi pemuda akar rumput untuk mengembangkan bisnis mereka sendiri, Audrey Codera sedang mengembangkan pengusaha mandiri dan mendorong orang-orang muda untuk membangun generasi muda Filipina yang peduli sesama.

Pembangunan sosial yang ingin dihasilkan adalah pemberantasan kemiskinan,. Audrey menggunakan keahliannya untuk mendorong orang-orang muda akar rumput, laki laki dan perempuan, untuk membuat hidup mereka lebih baik melalui kewirausahaan. Sebagai lembaga keuangan mikro, YouthWorks menyediakan kredit dengan bunga yang sangat rendah dan tanpa jaminan. Informasi, ide, pelatihan, materi, penelitian, toolkit dan kapasitas kegiatan juga tersedia bagi semua orang yang dapat diakses melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Audrey percaya bahwa ini adalah langkah pertama dalam mengembangkan rasa tanggung jawab, haus akan pengetahuan, inovasi dan keinginan  untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat. Program ini, dimulai dari kota Nanpindan dan Cebu, diharapkan akan dapat menjalar ke masyarakat lainnya.

Ada 85 juta remaja menganggur di seluruh dunia, setidaknya dua kali lebih tinggi dari pengangguran dewasa. Tingkat pengangguran kaum muda di Asia Tenggara dan Pasifik adalah 15,8%. Ada 1,4 juta orang menganggur di Filipina dari total populasi 76,5 juta. Di kota Taguig, Metro Manila, setengah dari 532.641 orang yang berusia antara 15-30 tahun,  33% nya berada di bawah garis kemiskinan. Perusahaan tidak bisa menampung  lagi dengan meningkatnya jumlah lulusan muda. Kurangnya pekerjaan menciptakan rendah diri serius di kalangan orang muda. Kemiskinan dan frustrasi mendorong mereka terjebak dalam kegiatan merusak seperti geng dan kejahatan perang antar geng.

Pengusaha muda akar rumput (grass rumput) menghadapi banyak hambatan untuk menerima kredit karena mereka tidak mempunyai jaminan minimum yang diperlukan oleh sebagian besar bank-bank tradisional. Lain-Lembaga keuangan mikro lain biasanya tidak meminta jaminan, tetapi kebanyakan mengharuskan beberapa persyaratan administrasi yang dapat menghambat proses. Mereka juga memberikan suku bunga tinggi dan biaya pemrosesan. Pasar kredit  gelap menarik suku bunga hingga 20%,.  YouthWorks menyediakan fasilitas yang sama tetapi pada tingkat bunga yang sangat rendah.

Pendekatan kerja Audrey dengan melibatkan orang-orang muda menjadi pebisnis yang berkelanjutan. Sebuah pendapatan yang stabil akan memungkinkan mereka untuk menghidupi diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Hal tersebut merupakan langkah pertama yang diperlukan sebelum mengembangkan kesadaran sosial di antara mereka. Proyek percontohan ini awalnya dilaksanakan di kota Napindan tapi kemudain segera diperluas untuk mencakup kota Cebu karena para pemuda disana menunjukkan keinginan kuat dan komitmen untuk turut serta dalam program ini. Dengan kelompok kecil, hasil dapat dengan mudah diukur. Setelah YouthWorks terbukti sukses di kota-kota, skema yang sama bisa direplikasi di bagian lain Filipina.


Audrey dan kelompoknya mengusulkan pinjaman modal awal tanpa jaminan dengan suku bunga yang sangat rendah. Pada September 2007, YouthWorks berencana untuk mencapai 50 pengusaha, pemuda atau perempuan. Setidaknya 60% dari peminjam akan memulai atau mempertahankan bisnis mikro mereka. Sejauh ini, 12 hutang sudah ditawarkan. YouthWorks bekerja sama dengan individu dan organisasi dalam memberikan bantuan kepada pengusaha muda dengan sistem dukungan konkrit melalui toolkit, referensi, program kesehatan. Peningkatan kapasitas program dilaksanakan dengan organisasi-organisasi mitra. Berbagai pelatihan telah dilaksanakan seperti pelatihan perencanaan bisnis dan orientasi dasar tentang apa itu koperasi. Youthworks sekarang berkonsentrasi pada konsultasi perorangan. Dalam waktu dekat, pelatihan akuntansi, pemasaran dan penggunaan ICT akan ditawarkan. Sebuah pasar virtual di mana pemuda dan pemudi bisa menjual produk dan jasa yang akan dapat diakses mulai bulan September 2007.

Sumber utama penghasilan YouthWorks adalah suku bunga dan biaya pemrosesan. Modal tambahan didapat  dari kontributor awal dan dari hibah atau pinjaman. Presentasi kegiatan YouthWorks, terutama dalam dunia akademis digunakan untuk meningkatkan kesadaran di antara masyarakat di Filipina.

Selain Audrey, YouthWorks mempekerjakan 8 orang paruh waktu dan 5 sukarelawan. Audrey memiliki gelar sarjana dalam Humaniora dengan sertifikat dalam Ekonomi Politik. Dia sedang mengambil Master dalam Manajemen Publik di Universitas Filipina. Audrey telah terlibat dalam pekerjaan pemuda selama delapan tahun. Dia mulai dengan pekerjaan sukarela untuk organisasi non-pemerintah, telah berpengalaman bekerja di sektor bisnis dan telah kembali ke gairah - kerja pembangunan pemuda. Dia adalah Ketua  Jaringan Kerja Pemuda Filipina (PYEN) dan telah bekerja sama dengan Komisi Pemuda Nasional dan ILO-Manila . Audrey menerima penghargaan Pemuda GKP dan ICT Award pada tahun 2005.

MTC: Wirausaha sosial muda Filipina (2)

Mobile Telecenter (MTC) menyediakan pelatihan keliling ICT bagi para siswa di Manila dengan menggunakan mobile telecenters, yang dilengkapi dengan ponsel, laptop dan printer. Perusahaan MTC membiaya kegiatannya dari menjual layanan ICT  dari unit yang sama. MTC berusaha untuk mendidik para pemuda menjadi  kreatif, independen, kompeten dan produktif melalui pelatihan ICT. Setelah periode awal pelatihan, MTC staf akan membantu menghubungkan pemuda dengan beasiswa, dan pekerjaan di bidang IT sebagai pemula. Ini akan membantu meningkatkan pasar tenaga kerja dan berkontribusi untuk keberlanjutan industri IT di Filipina.

MTC mengambil pendekatan bisnis yang sepenuhnya inovatif dalam pengembangan keterampilan ICT. Saat ini, tidak ada unit mobile telecenter yang beroperasi di Filipina. MCT telah merekayasa model yang memungkinkan mereka untuk memberikan pelatihan ICT langsung ke sekolah awalnya di wilayah perkotaan Manila

eTrike
MCT telah menciptakan telecenter sepenuhnya tanpa kabel, dibangun sepenuhnya diatas sepeda motor roda tiga , yang mereka sebut sebagai "eTrike". ETrike ini sepenuhnya mandiri, mobile, nirkabel telecenter yang berkeliling  ke komunitas urban di Manila dan menyediakan akses untuk para pemuda berpartisipasi dalam teknologi baru digital ICT, pelajaran komputer dasar dan pengantar ke internet. MCT mampu bertahan secara  finansial dan berkelanjutan melalui penjualan IT dan telekomunikasi layanan terkait.

Pengetahuan dan ketrampilan ICT adalah suatu keharusan untuk pemuda hari ini, tapi sebagian besar dari  43 sekolah menengah di manila, dengan 2000 siswa, memiliki sedikit akses ke komputer karena pemerintah tidak cukup dana. Akibatnya siswa kesulitan ketika mencari pekerjaan di setiap lapangan kerja sektor  profesional dan benar-benar menghambat dari partisipasi para pemuda dalam negara dengan IT, call center dan industri outsourcing yang sedang tumbuh

MTC melatih tiga puluh siswa sehari, dari empat puluh sekolah, sampai 6000 pemuda (4% dari populasi siswa) dilatih dalam keterampilan ICT. Program pelatihan termasuk pengantar pelajaran dasar keterampilan komputer dan internet dan juga pengenalan komprehensif Teknologi ICT digital modern.

MTC mampu tetap stabil secara finansial dengan menjual produk TI dan telekomunikasi dan memberi layanan, seperti ponsel (termasuk memperbaiki layanan, aksesori, dan kartu prabayar), nirkabel dan panggilan ke telpon rumah/kantor, tempat perbaikan layanan untuk komputer pribadi, fotografi digital dan pencetakan, penulisan CD, merancang kartu dan pencetakan, serta men-download data.

Layanan dan produk terutama dipasarkan untuk sekolah-sekolah di Manila, tetapi pemerintah lokal juga merupakan bagian dari strategi pemasaran.

Proyek MTC mulai dengan modal 1.500 USD sumbangan dari donor swasta, pemerintah dan investor. Diharapkan di tahun 2010 proyek MTC akan mulai bisa mandiri, melalui campuran keuntungan dan hibah.

MTC didirikan oleh Christine S. Lopez yang dibesarkan di Cainta, Rizal di Filipina. Dia mendapat Bachelor of Science di bidang administrasi bisnis dengan fokus dalam manajemen teknologi informasi manajemen.

Thursday, December 30, 2010

Profil wirausaha sosial muda dari Filipina (1)

Rural Light berusaha untuk mengangkat masyarakat yang tidak punya listrik di Filipina keluar dari kemiskinan dengan menyediakan mereka dengan listrik dari sumber daya terbarukan. Masyarakat yang tidak punya akses ke listrik berada di suatu situasi ekonomi yang kurang menguntungkan karena setelah matahari terbenam bekerja dan belajar menjadi sangat terbatas. Dengan berfokus pada penyediaan energi terbarukan (renewable), Rural Light berusaha untuk memerangi kemiskinan dengan cara yang ramah lingkungan dan secara finansial juga bisa berkelanjutan (sustainable)

Alexander Reyes
Rural (Pedesaan) Light yang didirikan oelh Alexander Reyes, menyediakan akses ke fasilitas listrik berdasar energi yang terbarukan bagi masyarakat non-listrik di Filipina . Fasilitas ini juga menyediakan akses ke informasi pasar yang terkait sehingga membantu meningkatkan bisnis lokal. Metode pendekatan yang inovatif ini menggabungkan energi yang berkelanjutan, pembangunan listrik dan berbagi informasi dengan tujuan akan mendorong bisnis lokal dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Banyak desa Filipina benar-benar terjebak dalam "abad kegelapan" akibat kurangnya layanan listrik yang mencukupi. Tidak hanya kurangnya akses ke listrik mengganggu peningkatan kualitas hidup banyak orang Filipina, tetapi juga menjadi penghalang terhadap produktivitas dan peluang bisnis. Non-listrik rumah tangga memiliki pendapatan yang secara signifikan lebih rendah daripada rumah tangga dengan listrik karena kenyataan  bahwa mereka hanya bekerja di siang hari. Tanpa adanya listrik juga membatasi akses ke informasi penting yang akan memungkinkan mereka untuk membangun, tumbuh dan mempertahankan bisnis. Terbatasnya akses ke informasi yang relevan pada harga tanaman dan bahan-bahan perdagangan juga mengurangi kemampuan mereka untuk menjadi kompetitif dan untuk mengakses peluang bisnis baru.

Rural Light menyediakan fasilitas energi terbarukan dan layanan informasi kepada masyarakatdan bisnis lokal  tanpa listrik di Filipina melalui metode pendekatan yang inovatif. Masyarakat diajari keterampilan untuk mengelola fasilitas mikro hidro (generator kecil yang memanfaatkan energi air dari sungai), dan produk mereka akan dipasarkan melalui integrasi pemasaran online dan offline.

Rural Light menyediakan fasilitas energi terbarukan dan sumber informasi kepada masyarakat pedesaan dan dengan sasaran untuk meningkatkan produktivitas mereka sebesar 5% pada tahun 2012. Masyarakat membayar Rural Light untuk penggunaan fasilitas listrik dan pemasaran barang Rural Light mempunyai sumber pemasukan keuangan yang berkesinambungan.


let IT Help yang didirikan oleh STEPHANIE ROSALIND P. CARAGOS  melatih dan mempekerjakan sarjana IT dari masyarakat miskin Filipina dan menghubungkan mereka dengan peluang karir di bidang ICT (teknologi komunikasi dan informasi). LetIThelp.org menyediakan layanan pengembangan web dengan biaya rendah untuk klien, pada saat yang sama juga memberikan pelatihan dan mempekerjakan IT lulusan baru yang keahlian awalnya tidak lengkap.


Let IT Help merupakan model bisnis yang unik karena berfokus pada mempekerjakan lulusan baru yang belum meminta gaji yang  tinggi dan kemudian mengisi kesenjangan pengetahuan mereka dengan melatih mereka secara langsung, sehingga memungkinkan mereka untuk memberikan layanan berkualitas tinggi dengan biaya rendah untuk klien. Metodologi baru ini tidak hanya masuk akal dari perspektif keuangan, tapi jelas masuk akal dari perspektif sosial juga. Dengan memanfaatkan profesional IT yang baru lulus, let IT Help dapat mengembangkan pemuda miskin secara holistik.

Menurut statistik, lebih dari 34% dari Filipina hidup di bawah garis kemiskinan, dan pengangguran dan setengah pengangguran meningkatkan angka ini dengan 3% setiap tahun. Sementara industri TI lokal dan permintaan tenaga kerja outsourcing dari luar negeri tumbuh,  kualitas pendidikan di perguruan tinggi lokal yang rendah dan kurangnya mentoring berorientasi industri menyebabkan banyak lulusan baru dengan gelar dalam studi IT tidak siap untuk bekerja dan bersaing. Industri TI juga menghadapi kesulitan tumbuh dengan kapasitas penuh karena perusahaan terus mempekerjakan pekerja yang lebih tua, berpengalaman daripada memberikan pelatihan tambahan kepada pemuda untuk menutup kesenjangan belajar. Pola ini mengancam keberlanjutan dan daya tarik Filipina sebagai pusat outsourcing.

Karyawan Let IT Help adalah lulusan IT yang masih segar dan datang dari keluarga miskin dan kemudian memberikan tambahan pelatihan IT untuk melengkapi mereka dengan keterampilan yang diperlukan. Dengan mempekerjakan lulusan baru yang belum menuntut gaji yang tinggi, Let IT Help ini dapat menekan  biaya operasional sehingga dapat memberikan layanan murah kepada klien. Strategi ini tidak hanya memungkinkan Let IT Help untuk mempertahankan keunggulan kompetitif, tapi itu juga berkontribusi pada misi sosial mereka membantu pemuda yang kurang beruntung di Filipina. Dengan mempekerjakan pemuda yang kurang beruntung dalam masyarakat lokal Mindanao, Let IT Help  dapat mengurangi migrasi pemuda lokal ke  kota-kota besar untuk bekerja. 
Let ITHelp menginformasikan kegiatan mereka melalui seminar dan pelatihan gratis dan dengan berpartisipasi dalam karir bimbingan orientasi untuk siswa.  Strategi pemasaran mereka memungkinkan mereka untuk mencapai klien, investor, dan donor melalui pemanfaatan mereka web, radio, media cetak, job fair dan searching service.

Berita RB Umiyah di Koran Radar Yogya (2)

Mengapa RSB bukan RSU?


Koran Radar Yogya 30 Desember 2010  http://www.radarjogja.co.id/radar-kedu/purworejo/12763-mengapa-rsb-bukan-rsu

Ditanya kenapa memilih mendirikan rumah sakit bersalin (RSB) bukan rumah sakit umum (RSU), Drajad menjelaskan dasar pendirian rumah bersalin berawal dari sebuah keprihatinan akan risiko kematian ibu dan anak ketika persalinan, khususnya di Purworejo. "Di Nepal, angka kematian ibu dan anak bisa ditekan karena masyarakat sudah tidak takut lagi untuk periksa dan melahirkan di rumah sakit. Mereka tidak takut dengan momok biaya tinggi. Kalau di Indonesia umumnya warga miskin yang ingin periksa, takut tidak kuat bayar, padahal kelahiran kan bisa direncanakan dan bisa diupayakan untuk keselamatan ibu dan anak," ujar Drajad.

RB Umiyah sudah mulai beroperasi sejak Mei 2010. Setiap ibu yang memeriksakan kandungan atau berniat melakukan persalinan di RB Umiyah tidak perlu takut biaya. "Iya pasien duafa hanya cukup mengisi kotak infak seikhlasnya setelah periksa atau melahirkan," jelasnya.

Salah satu dokter RB Umiyah, Yohana Sunarsih, saat dikonfirmasi Radar Joga menambahkan, di tengah tingginya angka kematian ibu dan anak saat melahirkan, serta mahalnya berobat di rumah sakit, nasib ibu yang hidup di bawah standar ekonomi sangat perlu diperhatikan. "Pertimbangan utama seorang ibu yang terbatas ekonominya ketika ingin memeriksakan kandungan atau melahirkan tentu saja terbayang biaya tinggi. Padahal mereka sudah harus fokus berjuang melahirkan. Kami kasihan,” ujarnya.

Maka, kerja di sini sifatnya beramal membantu perjuangan seorang ibu. “Gaji ada namun itu dari donatur dan hasil infaq itu, manajemen RB Umiyah juga berani membayar dengan biaya tinggi kepada karyawannya untuk menjaga kualitas kerja," ucapnya.

Warga yang sulit ekonomi di Purworejo kini tidak perlu risau jika ingin periksa kandungan atau bersalin, tegas Yohana, "Saya asli orang Purworejo, jadi saya tahu banyak warga Purworejo masih banyak yang hidup dibawah standar ekonomi layak. Kami ingin membuktikan mereka, bahwa berobat itu tidak perlu takut membayar mahal," imbuhnya.

Salah satu pasien, Maryuni, 44, mengatakan, pelayaan di RB Umiyah cukup bagus. Selain itu biayanya juga sangat terjangkau. "Jika sebelumnya saya periksa atau berobat di Puskesmas sekali datang harus bayar Rp 12.500 kalau di sini cukup seikhlasnya mengisi kotak infaq. Seperti mau KB di sini juga bisa. Yang jelas rumah bersalin ini sangat membantu warga miskin seperti saya," sergahnya. (tom)

Berita RB Umiyah di Koran Radar Yogya

Berobat Cukup Isi Kotak Infaq


Terobosan RBI Umiyah Bantu Kaum Miskin

Berita di Koran Radar Yogya 30 Desember 2010 http://www.radarjogja.co.id/radar-kedu/purworejo/12762-berobat-cukup-isi-kotak-infaq
PURWOREJO – Berobat murah bagi orang miskin bukan sebuah impian. Di Purworejo telah berdiri sebuah rumah sakit bersalin yang difokuskan untuk membantu para kaum duafa. Rumah Bersalin Islam (RBI) Umiyah di Jalan Raya Berjan No 287, Lugosobo, Kecamatan Gebang (jalan Lingkar Utara,red) ini bahkan tidak menentukan tarif bagi pasiennya. Warga yang berobat cukup mengisi kotak infaq seikhlasnya.

Kendati pasien hanya membayar seikhlasnya, pihak rumah sakit juga tetap memberikan pelayanan prima. Melibatkan tenaga-tenaga yang profesional, pasien dengan berbagai kelas sosial akan ditangani sama dan tidak dibeda-bedakan. Obat yang diberikan dari pihak rumah sakit juga tidak asal-asalan. Bukan sekadar obat generic, obat-obat yang berharga menakutkan bagi warga miskin-pun diberikan oleh RB Umiyah ketika pasien memang membutuhkan.

RB Umiyah berdiri di atas tanah wakaf seluas 1.000 meter persegi, dan terus berkembang. Kini juga sudah dilengkapi dengan beberapa fasilitas pendukung seperti ruang bersalin, ruang pemulihan, ruang tindakan atau pemeriksaan dan juga kamar rawat inap.

Memliki dua dokter, empat bidan, empat perawat dan beberapa dokter spesialis kandungan serta ahli jantung, RS ini sanggup untuk melakukan pelayanan amal. Rumah bersalin ini digadang menjadi alternatif rujukan para kaum duafa atau orang kaya yang membutuhkan pelayanan prima.

Pembangunan beberapa unit kamar inap, Unit Gawat Darurat (UGD) sebagai penanganan cepat tahun 2011 akan segera dibangun. Beberapa dokter spesialis kandungan dan konsulen obsgin juga sudah sanggup dan senang hati untuk bergabung dan beramal.

"Jadi dokter yang bersangkutan tetap bertugas di rumah sakit tempat tugasnya. Sedangkan jika ke sini mereka datang ke sebuah ladang untuk beramal," kata Pengelola RB Umiyah Drajad Setiono M Kes, yang juga ketua Yayasan Islam UMMY itu, Rabu (29/12) kemarin.

Dijelaskan Drajad, ide dan gagasan pertama didirikannya rumah bersalin Islam terinsiprasi dari sebuah rumah sakit yang ada di Nepal. Pencetus gagasan awal yakni dr Gunawan Setiadi MpH dan Heru Elok Wibowo SE.

Pelayanan di RB Umiyah memang difokuskan untuk membantu kaum duafa. Sistemnya dengan subsidi silang. Pasien yang memiliki strata sosial-ekonomi tinggi dan sanggup membayar dengan standar pengobatan pada umumnya juga dilayani. "Sedangkan pasien yang kurang atau tidak mampu dibebaskan dari biaya. Cukup mengisi infaq seikhlasnya. Secara sistematis kami tumbuh bersama mereka, antar pasien yang kaya dan miskin saling membantu, kami membantunya dengan sarana dan prasarana dan dokternya," jelas Drajad. (tom)

Wednesday, December 29, 2010

La Fageda, koperasi dengan separuh anggotanya penderita gangguan jiwa

Colón Cristóbal mendirikan La Fageda (http://www.fageda.com/ ) didaerah pedesaan Cataluna, Spanyol pada tahun 1982. La Fageda adalah sebuah koperasi produk susu berkualitas tinggi dengan omset sekitar US$ 14,016,847 (tahun 2009) dimana hampir separuh pekerjanya adalah penyandang cacat mental.

Latar belakang

Di Spanyol pada 1960-an, sebagian besar rumah sakit jiwa jarang menyediakan layanan kesehatan. Mereka lebih layak disebut sebagai tempat kurungan, dan program  terapi pengobatan untuk sakit mental adalah dengan memberikan tugas untuk membuat mereka sibuk. Pada tahun 1982, psikolog Cristóbal Colón sampai pada kesimpulan bahwa orang-orang ini harus diberi pekerjaan nyata, dibayar yang layak dan terlibat secara langsung dalam membuat produk yang layak dijual ke pasar. Ia memulai La Fageda sebagai sebuah organisasi independen yang terletak di daerah pedesaan di Cataluña, Spanyol. La Fageda didirikan pada waktu ketika undang-undang Spanyol tidak menganggap bahwa orang-orang cacat bisa bekerja. Hal yang telah berubah sejak itu, tetapi pasar tenaga kerja terus menganggap orang-orang dengan cacat mental dengan kecurigaan dan rasa takut.

Inovasi dan kegiatan

Cristóbal Colón mendirikan La Fageda untuk memberikan penyandang gangguan mental sebuah martabat dan makna, dengan menggunakan mekanisme yang tidak konvensional.   Dia menciptakan wirausaha sosial  yang sekarang telah dikenal dengan produk susu yang sangat baik, terutama yoghurt dan flan. Omset  tahunannya adalah 9.8 juta Euro pada tahun 2009, yang bersaing untuk pangsa pasar dengan Danone dan Nestlé. Setiap bulan, La Fageda menjual 3 juta yoghurt dengan berbagai rasa, semua dibuat dengan bahan-bahan alami. La Fageda berbeda dari pesaingnya karena mantan penghuni bangsal RSJ yang menjalankan produksi susu.

La Fageda adalah sebuah koperasi dengan 250 pekerja, yang 140 menderita beberapa bentuk penyakit mental atau cacat. Pusat produksi susu dimiliki oleh para pekerja, yang menjadi pemegang saham dengan membayar 30 euro pada waktu mendaftar sebagai anggota. La Fageda juga memiliki program dukungan yang terdiri dari sekelompok psikolog yang mengikuti setiap pekerja yang memerlukan pelayanan rehabilitasi pribadi secara profesional. Kelompok pendukung mengawasi ruang perumahan di mana pekerja tanpa keluarga tinggal, serta di tempat kerja dimana pekerja dengan ketidakmampuan kerja yang tinggi.

Selain untuk produksi susu, La Fageda mengelola tiga bidang: pembibitan di mana sekitar 1 juta tanaman tumbuh untuk digunakan dalam reboisasi dan proyek-proyek lansekap publik; layanan lansekap yang menjaga kebun dan taman; dan fasilitas perawatan dan pemberian makan ternak dan memupuk jerami untuk hampir 400 ternak.

La Fageda bersertifikat menurut ISO 9001:2008 (kualitas) dan ISO 14001 (lingkungan), dan dikategorikan oleh Departemen Pertanian Spanyol sebagai prioritas pertanian Enterprise.

Setelah menyelesaikan dinas militer, Cristóbal Colón bergabung dengan staf rumah sakit jiwa, mencari pekerjaan di mana ia bisa berguna untuk orang lain. Ia kemudian bekerja selama 10 tahun di beberapa lembaga-lembaga yang memulai program terapi pekerjaan. Pada tahun 1981, ia sampai pada kesimpulan bahwa pekerjaan nyata untuk pasien gangguan jiwa hanya dapat dilaksanakan di perusahaan nyata dan memutuskan untuk mempraktekkan yang telah lama ia impikan. Ketika Colón berbicara kepada Walikota dan otoritas di region tentang memulai La Fageda, mereka berpikir bahwa dia, jugatelah gila. Colón berkata: "Bayangkan seseorang ingin memulai bisnis, kecuali itu akan mempekerjakan orang gila dan dijalankan oleh seorang psikiater yang namanya adalah Christopher Columbus!"

Situs Elevyn: memasarkan kerajinan sekaligus membiayai kegiatan sosial

Platform online Elevyn's menghubungkan para pengrajin ke pasar global.  Elevyn  memberdayakan masyarakat terpinggirkan, memungkinkan pengrajin pedesaan untuk membuat toko online dan menjual kerajinan mereka ke pasar global, sementara secara bersamaan menyalurkan sebagian dari penjualan kepada organisasi non-pemerintah di daerah.

Paltform online Evelyn dibuat oleh Devan Singaram yang  lahir di Malaysia dan dibesarkan di Brunei. Setelah belajar Teknologi Informasi di Australia, ia kembali ke Malaysia untuk bekerja dibeberapa perusahaan "dot com". Dia menerapkan pengetahuannya di bidang teknologi informasi  dalam pekerjaan sosial, dengan bekerja pada beberapa proyek internet dengan LSM. Pada tahun 2007, ia bersama Mike Tee mendirikan Elevyn.com , sebuah perusahaan usaha sosial untuk mengangkat masyarakat marjinal keluar dari kemiskinan

Elevyn didirikan dengan tujuan untuk menciptakan kesejahteraan  bagi masyarakat marjinal dengan menggunakan toko online dan perdagangan yang adil (fair trade) sebagai platform inovatif untuk mengumpulkan uang guna membiayai kegiatan sosial. Dengan menarik sebanyak-banyaknya jumlah pembeli sadar sosial melalui sebuah toko internet yang mudah diakses, Elevyn berusaha untuk menciptakan dunia bebas kemiskinan  dan pelestarian budaya.

Hambatan terbesar bagi sebagian besar pengrajin pribumi bukan kurangnya keterampilan, melainkan kurangnya akses ke pasar. Untuk mendapatkan akses ke pasar global, pengrajin pedesaan sering harus membayar biaya masuk yang tinggi kepada tengkulak. Hal tersebut menyebabkan jumlah pendapatan pengrajin menjadi rendah. Ketidakpercayaan kepada mediator/perantara, kurangnya transparansi dan biaya overhead yang tinggi , menyebabkan konsumen berkurang antusiasmenya dalam mendukung dan membeli produk sosial dan produk ramah lingkungan.

Model bisnis Elevyn's menghubungkan pembuat/pengrajin  dengan pasar dan menghapus atau menghambat gerak tengkulak tradisional. Melalui model ini, Elevyn juga menabung sebagian dari hasil penjualan dalam rekening khusus, dimana pengusaha pedesaan dapat menyalurkan dana tersebut untuk kegiatan amal sosial l di komunitas mereka. Pelanggan tidak dibebani dengan biaya overhead yang tinggi, dilengkapi dengan kisah di balik penciptaan produk, dan pelanggan juga didorong untuk melacak dampak dari sumbangan mereka yang telah disalurkan ke masyarakat di wilayah mereka. Situs Elevyn merupakan sebuah pasar online, dengan rekening khusus yang dikumpulkan dari bagian penjualan sebagai sumbangan untuk membiayai kegiatan amal sosial, didukung komunitas jaringan, disertai alat untuk analisa produk, jasa desain kustomisasi dan jasa manajemen konten. Pemilik toko juga dapat menciptakan situs mikro yang mengkampanyekan produk mereka dan kegiatan sosial yang dibiayai mereka. Dengan menganalisa catatan hasil penjualan, pengrajin pelanggan  Elevyn  bisa mengukur kinerja produk, permintaan, kategori, alamat pembeli dan faktor lain yang berkontribusi terhadap penjualan produk.
Alat dalam situs Evelyn menunjukkan biaya minimum per klik untuk item tertentu dan batas atas yang disarankan. Pemilik toko dapat memposting dan mengelola produk mereka secara langsung melalui situs Evelyn secara mudah dengan menggunakan  perangkat lunakyang disediakan.

Para pengrajin mendapatkan keuntungan dari peningkatan pendapatan yang diperoleh sebagai dampak dari memiliki akses langsung ke pasar yang lebih besar dan terbebas dari tengkulak yang mahal. Masyarakat sekitar pengrajin juga mendapat manfaat dari sumbangan para pengrajin kepada kegiatan amal lokal, dan konsumer mendapatkan manfaat dari harga jual yang relatif lebih murah. Karena pengusaha kerajinan memilih menyumbangkan sebagian dari keuntungan setiap produk untuk kegiatan amal, kebiasaan ini menanamkan kesadaran sosial para pengusaha kerajinan, sementara konsumen merasa lebih terkait dengan sumbangan melalui pembelian karena mereka dapat melacak dengan tepat "kemana uang mereka pergi".  Evelyn network juga menciptakan komunitas di antara pengusaha
Pengusaha kerajinan membayar biaya awal $ 5 untuk mendirikan toko virtual mereka, 0,20 $ daftar biaya per produk dan $ 0,04 per klik pada setiap item. Biaya diambil secara otomatis dari $ 5 yang tersimpan, yang dapat diisi ulang secara berkala. Elevyn mengenakan biaya transaksi 3-5% pada setiap item yang dijual.

Thepparat Tantikalayaporn, mahasiswa yang berwirausaha sosial

Chivalry Silk (Sutera Kesatria) adalah contoh sebuah usaha sosial yang dibangun berdasar konsep bisnis berupa perdagangan yang adil, pelestarian budaya, dan pemberdayaan masyarakat.   Sutera Ksatria mengambil sumber bahan sutra mereka dari penenun pedesaan yang sering  tidak mempunyai akses ke pasar global. Model perdagangan adil yang dikembangkan oleh Ksatria adalah memanfaatkan  portal e-commerce di www.chivalrysilk.com, dan juga melalui situs online penawaran lain seperti eBay.com. Apa yang membedakan ksatria dari produsen sutra lain adalah bahwa uang yang dihasilkan melalui penjualan disalurkan ke penenun sendiri yang berbeda dengan penenun tradisional penenun berbasis pabrik yang jarang memberikan pendapatan yang signifikan untuk pekerjaan mereka.


1. Ide baru

Thepparat, wanita di belakang gagasan sutra ksatria, melihat kesempatan untuk membantu melestarikan budaya Thailand sementara secara bersamaan menyediakan peluang ekonomi bagi seniman tradisional. Dengan menggunakan kekuatan konektivitas dan aksesibilitas yang disediakan internet  kepada pembeli dan produsen, Chivalry Silk mengembangkan saluran distribusi baru ini untuk mendorong  misi sosial mereka.

2. Masalah

Penenun sutra tradisional mulai menghilang dari daerah pedesaan Thailand karena harga sutra tradisional tidak dapat bersaing dengan sutra industri yang lebih murah. Karena kurangnya akses dari penenun pedesaan ke pasar (orang-orang) yang bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi untuk sutra, banyak dari para seniman pedesaan terpaksa meninggalkan keterampilan mereka dan meninggalkan desa mereka untuk mencari pekerjaan ke kota-kota besar . Migrasi ke daerah perkotaan menyebabkan warisan budaya dalam bahaya akan punah.

3. Strategi

Sutera Ksatria mendapat pasokan bahan sutra mereka dari penenun tradisional yang dahulunya tidak terhubung ke pasar global. Mereka menciptakan model perdagangan yang adil dengan memanfaatkan daya ungkit penjualan melalui portal e-commerce serta jaringan orang Thai (pemuda dalam masyarakat serta warga Thai ) yang tinggal di luar negeri. Sutera Ksatria  telah  mampu menjual sutra produksi tangan seniman dengan harga sedikit lebih tinggi daripada sutra industri melalui  pemasaran langsung ke pembeli yang sadar sosial yang bersedia membayar harga sedikit lebih tinggi mengingat nilai sosial yang ditambahkan ke produk buatan seniman pedesaan tersebut. Akses ke pasar masyarakat sadar sosial memungkinkan sutera ksatria untuk menjual dengan harga pantas sehingga seniman pedesaan memiliki cukup pendapatan. Seniman  sutra tradisional Thailand akan dapat terus membuat tenun budaya dan tidak  harus pindah ke kota-kota. Strategi pemasaran online secara paralel untuk jaringan lokal dan luar negeri adalah keunggulan  unik dari sutera ksatria.

Sutera Ksatria memberikan nasehat bisnis kepada penenun dan menggabungkan desain, kemasan, styling dan tren ke dalam produk mereka, sementara pada saat yang bersamaan, membangun rantai pasokan yang kuat. Kain sutra yang dibuat menjadi gaun dan syal untuk pakaian, dekorasi rumah dan/atau koleksi untuk diekspor dan dijual melalui penawaran pihak ketiga melalui situs online, situs ritel offline dan http://www.chivalrysilk.com/.

Sutera Ksatria berusaha untuk menghasilkan penjualan grosir sebesar $ 100.000/tahun melalui keikut sertaan dalam pameran perdagangan internasional dan sebesar $100.000 melalui penjualan langsung melalui jaringan warga Thai di luar negeri. ChivalrySilk.com saat ini beromzet  US $15.000 dan US $35.000 melalui penawaran website pihak ketiga .

Upaya ini akan dapat meningkatkan standar hidup 30.000 orang di industri sutra di utara Thailand dengan membuat produk mereka bisa dipasarkan, menghubungkan mereka dengan pelanggan dan meningkatkan pendapatan mereka secara signifikan yang memungkinkan mereka untuk tetap mandiri di desa-desa mereka. Dengan mengembalikan sutra tenun tradisional menjadi sumber pendapatan yang dapat diandalkan dan berkelanjutan, sutera ksatria  menumbuhkan pelestarian warisan budaya Thailand.

4. Person

Sekelompok mahasiswa yang belajar di Universitas Thammasat Thailand, yang masih muda, inovatif dan termotivasi  telah menyadari bahwa industri sutra Thai menghadapi masalah dan mereka terdorong untuk melakukan sesuatu. Para mahasiswa yang menyaksikan semakin banyak penenun tradisional meninggalkan keterampilan mereka dan berangkat ke kota-kota besar untuk mendapatkan penghasilan yang cukup  untuk menghidupi diri mereka sendiri dan keluarganya. Sementara mereka belajar di Universitas Thammasat, para mahasiswa memperoleh pengalaman dengan melakukan penjualan skala kecil untuk mengembangkan keterampilan dan akhirnya memutuskan untuk bergerak maju dengan ide-ide bisnis mereka dengan meluncurkan Sutera Silk di  tahun 2008.

Thepparat Tantikalayaporn, wanita muda Thai pengusaha sosial yang mengembangkan Sutera Ksatria, menyempatkan diri  belajar proses sutra, mulai dari tumbuhan Murbei untuk makan cacing sutra sampai ke tahap akhir menenun dengan tangan, dengan harapan bisa mengembangkan pemahamannya akan budaya dan tradisi. Sepanjang waktu di Chiang Mai, desa di utara Thailand, Thepparat mengambil gambar berbagai desain dan proses sutera dan diposting di berbagai situs web mereka untuk mendapatkan lebih banyak eksposur. Taktiknya ternyata sukses dan dia mulai mendapatkan permintaan dari pembeli yang dari seluruh dunia melalui eBay ,  sebelum dia mampu untuk mengembangkan situs web sendiri. Melalui fokus pada pemasaran dan eksposur, ia mampu mencapai pasar yang lebih luas daripada yang ia telah capai di masa lalu, yang akhirnya menuju keberhasilan ChivalrySilk.com.

Monday, December 27, 2010

The Full Belly Project, membuat mesin pengupas kulit kacang

Untuk membantu seorang teman di Korps Perdamaian, Jock Brandis mengambil cuti dari pekerjaan sebagai Direktur Pencahayaan dan pergi ke Afrika untuk membuat mesin pengupas kacang pertama didunia. Mesin tersebut telah memberdayakan perempuan di negara berkembang. Ia kini mengelola The Full Belly Project.

Perjalanan ke Afrika Barat untuk membantu seorang teman untuk memperbaiki sistem air minum tenaga matahari , ternyata disana Joost (Jock) Brandis menemukan kebutuhan yang lebih besar: pengupas kulit kacang sederhana, hemat biaya untuk membantu perempuan miskin yang mempersiapkan kacang tanah untuk dijual. Tampaknya sesuatu yang sederhana, dan Brandis telah berjanji untuk membawa satu mesin pengupas kacang dari Amerika Serikat.  Waktu itu dia tidak tahu kalau di Amerika tidak ada mesin pengupas kacang yang sesuai untuk wanita miskin di Afrika.
Bekas Direktur Pencahayaan dan seorang pria yang hanya memikirkan diri sendiri, Jock Brandis kemudian memutuskan untuk membuat satu hal, Mesin Pengupas Kulit Kacang. Dengan biaya $28 per buah, sekarang merupakan alat penting yang dapat menghemat biaya tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan petani di pedesaan. . Menurut beberapa penelitian pendapatan mereka naik hingga 20%.

Organisasi yang didirikan Jock Brandis, The Full Belly Project, telah menyebarkan mesin pengupas di 17 negara, dan membuat mesin serupa untuk jenis kacang-kacangan yang lain. The Full Belly Project juga melatih wirausaha sosial lokal  untuk memproduksi dan mendistribusikan mesin pengupas kulit kacang.

Tidaklah sulit untuk mengupas kulit beberapa buah kacang dengan tangan, namun mengupas kulit kacang dalam jumlah banyak untuk makan seluruh keluarga adalah pekerjaan berat dan menyita banyak waktu. Apalagi bila harus mengupas kulit kacang beberapa ton kacang untuk dijual benar benar pekerjaan yang menyakitkan. Dengan membantu mengupas kulit kacang penduduk Afrika yang miskin, Joost "Jock" Brandis melihat potensi mesin pengupas kulit kacang sederhana namun dapat mengubah hidup petani kacang dari negara berkembang.

Pada tahun 2001, ketika berkunjung ke Mali, Afrika dengan seorang teman diari Korps Perdamaian, Jock Brandis bertemu dengan perempuan perempuan di Mali yang hendak menyerah karena beratnya kerja mengupas kulit kacang meskipun mereka menyadari bahwa kacang baik untuk pendapatan mereka dan tanaman kacang membantu mengisi nitrogen dalam tanah yang lelah karena selalu ditanami kapas tradisional. Brandis, Direktur pencahayaan untuk film dan jagoan mekanis, menyarankan mereka menggunakan mesin. Tidak ada  mesin pengupas kulit kacang, mereka menjawab. Jock Brandis yakin bahwa mereka salah, Brandis mengira bhwa di Amerika ada mesin pengupas kulit kacang sehingga dia berjanji akan membawa satu mesin pada panen berikutnya.

Ternyata para wanita Afrika tersebut yang benar. Jock Brandis baru menyadari bahwa selama ratusan tahun, petani kacang, pistachio, biji kopi dan biji-bijian keras lain sangat merindukan adanya mesin mengupas yang dapat diandalkan.  Tetapi setiap usaha untuk menemukan mesin pengupas kulit kacang selalu gagal.

Tidak asing dengan tantangan mekanis, Brandis bertekad untuk melakukannya sendiri. Selama 30 tahun di industri film, ia telah sering menggunakan apa pun untuk mengatasi kebutuhan yang instant, seperti membuat tempat tidur untuk film horor karnivora dari kasur udara, pewarna makanan, dan Mr Bubble mandi busa. "Bisnis film benar-benar menumbuhkan keterampilan pemecahan masalah," katanya.

Brandis kembali rumah untuk berusaha memecahkan masalah tersebut di garasi rumahnya di Wilmington, North Carolina. Seorang teman menyarankan semen sebagai bahan kunci, karena tersedia di mana-mana. Seorang desainer dari Bulgaria berkontribusi beberapa elemen lainnya. Beberapa bulan kemudian ia terbang kembali ke Mali dengan membawa mesin sederhana. Ia menyebutnya Universal Sheller Nut. Mesin tersebut sukses besar dalam waktu singkat. 

"Jock Brandis benar benar menemukan sejenis mesin pengupas kacang tanah yang sama sekali baru - bentuk baru, materi baru, dan metode pembuatan, baru" jelas Allen Armstrong, Profesor teknik di Massachusetts Institute of Technology, dengan biaya $28 dan menggunakan bahan-bahan yang tersedia di Mali dan di banyak negara lain.

Tapi tidak begitu mudah untuk menemukan ceruk untuk mesin pengupas kacang. Selama ini, demi efisiensi, produk-produk pertanian harus dikirim ke pusat  pusat penggilingan, grinding atau pengupasan. " Saya diberi tahu bahwa caranya harus sperti itu, karena pengolahan makanan kacang-kacangan memutuhkan listrik yang dapat diandalkan untuk menjalankan mesin besar dan mesin besar perlu kacang dalam jumlah banyak," Brandis mengatakan. "Sayangnya, itulah di mana 'nilai tambah' secara nyata terjadi. Petani tetap miskin karena nilai tambah dipegang pemilik mesin pengolaha makanan."

Pada tahun 2003, Jock Brandis dan beberapa mantan relawan Korps Perdamaian membentuk organisasi nirlaba Full Belly Project untuk menantang ketentuan kuno tersebut. Mereka membuat alat pengupas yang bisa untuk digunakan untuk biji kopi, kacang macadamia, kacang-kacangan shea dan jatropha, benih yang dapat diolah menjadi bahan bakar diesel, pupuk dan insektisida alami. Mereka membuat versi pedal (onthel) dan versi listrik. 
Full Belly bermitra terutama dengan organisasi non-pemerintah, hingga hari ini telah memasang mesin di  17 negara dan mendapatkan permintaan 10 kali kapasitas pembuat mesin. Hal ini tidak mengherankan: Nourish International Chapter di University of North Carolina di Chapel Hill (ini universitas tempat saya ambil S2 he he he) menemukan bahwa di desa-desa di tenggara Uganda di mana kacang merupakan satunya tanaman penghasil uang, pendapatan petani kacang di desa tersebut naik 20 persen setelah mesin pengupas diperkenalkan.
Dan ada manfaat lain juga. Sukarelawan Peace Corps, Tim Pope, menemukan bahwa wanita di sebuah desa di Afrika Barat menghabiskan enam jam per hari untuk mengambil air dari sebuah sumber air yang jauh, berkualitas rendah dan sebagai hasilnya kolera sering merajalela. Para wanita menghabiskan begitu banyak waktu untuk membawa air dan merawat orang sakit sehingga mereka tidak lagi punya waktu untuk meningkatkan pendapatan. Solusinya adalah dengan mengebor sumur di lokasi yang dekat, tapi diperlukan dana sekitar $5.000 untuk membuat sumur bor. Paus mendapat mesin pengupas dari peace Corps dan membantu penduduk desa mendirikan koperasi dan mendatangkan kacang dari desa sekitarnya. Mereka berhasil mengupas 30 ton kacang dalam dua bulan. Mereka pakai uangnya untuk mengebor sumur, kolera menghilang, dan perempuan desa sekarang bisa punya waktu untuk bisnis mengupas kacang. "Mereka adalah pengusaha, kami adalah fasilitator" kata Brandis.
Upaya Jock Brandis telah mengilhami orang lain untuk melakukan hal yang sama. Ming Leong, mahasiswa teknik MIT yang magang di Full Belly selama musim panas, mengatakan ia sekarang berencana untuk mengikuti Brandis menciptakan mesin teknologi berkelanjutan untuk negara-negara berkembang: "hanya berada di sekitar Jock telah membuat saya merasa seperti, memiliki kesempatan untuk membuat perbedaan juga."

RB Umiyah di koran Suara Merdeka

Michele McRae, memberi dan belajar

Michele McRae, 71 tahun, mentor bagi imigran dari Irak dan negara yang terkoyak perang lainnya yang pindah ke kotanya, Fargo, Dakota Utara.

Fargo, North Dakota,  90 persen  penduduknya orang kulit putih. Kota ini dikenal karena lahan pertanian datar, memegang nilai nilai sebuah kota dan penduduknya sebagian besar adalah keturunan imigran dari Skandinavia. Namun baru baru ini ada gelombang baru imigrasi di Fargo. Sebuah program pemukiman kembali dari pemerintah pusat (federal) telah mendatangkan ribuan pengungsi dari lebih dari 40 negara yang dilanda perang. Imigran dari Irak dan Somalia tiba dengan sedikit pengetahuan bahasa Inggris. Mereka tidak tahu bagaimana cara melamar pekerjaan, memakai kupon makanan atau SIM.

Michele McRae, seorang pensiunan profesor bahasa telah mempertemukan penduduk lokal dan para pengungsi sehingga memudahkan proses transisi tersebut, untuk semua orang (pendatang maupun pendudk lama). Dia mengambil sebuah proyek percontohan kecil dengan menarik orang dewasa yang lebih tua sebagai tutor bagi pendatang. Dia  mengorganisirnya menjadi sebuah operasi sukarelawan yang berjumlah lebih dari 500 orang.  Mereka tidak hanya mengajar kemampuan berbahasa Inggris tingkat dasar, tapi juga membantu para pengungsi mendapatkan ijasah penyataraan SLTA mereka, membantu sehingga bisa lulus ujian untuk SIM, dan mencari pekerjaan. Michele McRae mendirikan Memberikan + Belajar (Giving and Learning)  untuk mendobrak hambatan usia, ras budaya, dan etnis.

"Di mana lagi di Amerika anda akan bisa menemukan istri pensiunan petani dan nenek yang yang mempunyai cucu yang tewas di Irak, duduk di meja mengajar pengungsi Kurdi dari Irak tentang bagaimana berbahasa Inggris?" tanya McRae.

Fargo terkenal dengan musim dingin yang menggigit, lahan pertanian datar dan suatu masyarakati yang 90 persen penduduknya kulit putih dan Kristen dan sebagian besar keturunan Skandinavia-Jerman. Satu dari lima penduduknya sudah berusia lebih dari 55. Tapi masuknya pengungsi dari lebih dari 42 negara telah mengubah komposisi penduduk. Fargo juga  melihat membanjirnya tenaga kerja dengan upah rendah. Pergeseran ini telah menciptakan tantangan yang luar biasa.

Michele McRae, 71, telah membawa penduduk setempat dan pendatang untuk bekerja sama. Dia melibatkan warga dari segala usia sebagai mentor untuk warga Amerika baru dalam program yang disebut Memberikan + Belajar (Giving + Learning).

"Ini seperti konsep yang sederhana, sehingga bisa dilakukan dan tidak rumit," kata McRae, seorang mantan profesor bahasa Inggris dan Perancis  yang terinspirasi oleh Nelson Mandela, pengalaman banyak melakukan perjalanan internasional, dan karena dia punya cukup waktu sebagai pensiunan baru.
Lebih dari 3.700 pengungsi telah tiba di daerah (Minnesota) Fargo-Moorhead dalam 10 tahun terakhir melalui program pemukiman kembali, dan untuk lebih dari 14.000 dari 190.000 orang di daerah itu, bahasa Inggris bukan bahasa pertama mereka. Sebagian besar datang dengan sedikit harta, berasal dari negara yang terkoyak oleh kemiskinan yang mengerikan, perang sipil dan penganiayaan dan konflik etnis. Mereka bervariasi,  mulai dari yang tidak memiliki pendidikan formal hingga sangat profesional dan terampil dengan gelar doktor.

Penduduk setempat, sementara itu, sering bertanya-tanya mengapa "orang-orang Amerika baru tidak tinggal di negara mereka sendiri, tidak berbicara bahasa Inggris, dan menganggu sistem kesehatan dan sistem sekolah dan sistem kesejahteraan, kita" kata McRae. Tapi sikap tersebut mulai berubah dengan pelan pelan.

Ketika organisasi Memberikan + Belajar diluncurkan pada tahun 2001, McRae memiliki 53 sukarelawan yang  mendaftar untuk mengajar Bahasa Inggris untuk tiga pendatang baru. Ternyata para pendatang baru di daerah lain juga membutuhkan bantuan: membantu mengisi aplikasi pekerjaan, mengikuti ujian untuk mendapatkan surat izin mengemudi, mendapatkan bantuan bagi perawatan anak atau orang tua, atau hanya bantuan untuk berbelanja bahan makanan. Kebanyakan pendatang baru terkejut dengan musim dingin yang minus 30 C, dan mereka tidak menyadari adanya program bantuan dari pemerintah lokal atau tidak yakin caranya bagaimana mereka bisa mendaftar. Mereka juga cenderung tidak percaya kepada  pemerintah.

McRae bertemu dengan segala macam lembaga lokal untuk menjelaskan apa diberikan oleh organisasi Pemberian + Belajar  dan menanggapi setiap permintaan untuk membantu mereka. Hari ini, ada sekitar 500 mentor, masing-masing memberikan mentoring satu jam seminggu untuk membantu 600 pendatang baru mempelajari keterampilan untuk membangun kehidupan baru di Amerika. Dan McRae bekerja dengan lebih dari 400 lembaga sumber daya untuk memberikan layanan kepada para pendatang baru dan dukungan organisasinya.
"Setelah relawan mulai bekerja, mereka jarang berhenti membantu," kata McRae. " biasa terjadi bahwa beberapa orang telah membantu delapan atau sembilan orang pendatang baru Amerika ."

Helen Glawe, seorang mantan guru, telah menjadi relawan mentor sejak program ini dimulai. "Saya punya waktu, dan menjadi relawan membuat saya merasa senang," katanya.
"Program ini merupakan keajaiban bagi saya," kata Hatidza Asovic, seorang imigran dari Montenegro yang sekarang mengkoordinasikan Fargo Metro Interpreter Resource Center dan baru saja menyelesaikan tahun pertamanya di North Dakota State University. "Giving and Learning  membantu saya mendapatkan ijazah penyetaraan SLTA saya dan masih menyediakan mentor ketika saya mengalami kesulitan dengan tugas universitas saya." Salah satu sifat kunci dari organisasi Memberikan + Belajar, katanya, adalah bahwa mereka mau mengirim mentor ke rumah para pendatang baru , sesuatu yang sangat penting untuk orang tua dan ibu seperti dirinya.
Seiring dengan berjalannya waktu, organisasi Memberikan + Belajar telah menemui beberapa hambatan, termasuk satu masalah dengan transportasi. Dengan tidak adanya bus yang beroperasi pada malam hari, banyak pendatang baru Amerika mengemudi secara ilegal untuk pergi dan pulang dari pekerjaan mereka pada malam hari. Jika mereka tertangkap, itu berarti denda $ 50. Polisi Fargo McRae meminta bantuan para mentor agar para pendatang baru bisa lulus ujian SIM.  Sejauh ini, hampir 80 orang pendatang baru Amerika mendapatkan SIM mereka, dan jumlah denda telah menurun.
Memberikan + Belajar mengarahkan pendatang baru agar memilih pekerjaan sesuai kebutuhan masyarakat. Daerah Fargo tidak memiliki asisten perawat bersertifikat, dan program Pemberian + Belajar membantu pendatang baru untuk bisa mendapatkan sertifikat tersebut.
Haditha Sulieman, yang melarikan diri dari perang saudara di Sudan setelah enam tahun di kamp pengungsi, adalah salah satunya. "Saya adalah seorang instruktur pendidikan jasmani di Sudan dan saya bekerja empat tahun di pabrik-pabrik di Fargo sebelum saya mengambil ujian keperawatan bersertifikat," katanya. "Saya tidak akan bisa melakukannya tanpa bantuan dari program Memberikan + Belajar.  Michele McRae sudah seperti ibu bagiku.."
Memberikan + Belajar juga telah membantu pendatang mengajukan kewarganegaraan Amerika. Mentor sekarang bekerja dengan 20 sampai dengan 30 pengungsi belajar menghadapi  ujian kewarganegaraan, dan lebih dari 50 yang telah lulus selama tujuh tahun terakhir.
Kebutuhan terus berkembang. Sepuluh sampai 15 orang Amerika baru mencari bantuan setiap bulan di Fargo-Moorhead, dan McRae telah membuka kantor baru. Di Pelican Rapids, 50 mil sebelah tenggara, lebih dari 30 persen dari 2.300 penduduk kota adalah pendatang baru yang datang karena tertarik dengan  pekerjaan di pabrik packing Central West Kalkun. McRae mulai Memberikan + Belajar telah berdiri sejak dua tahun yang lalu dan telah memiliki lebih dari 40 mentor bekerja dengan imigran Hispanik, Somalia dan Bosnia. Dia juga mengorganisir sebuah situs di St Cloud, Minnesota.

Michele Mc Rae, 71 tahun mengisi pensiunnya dengan membantu pendatang baru menyesuaikan diri di negara barunya. Apakah anda tertarik untuk menirunya dengan melakukan kegiatan amal? Memang tidak mudah dan sering merepotkan. Namun, kata para ahli, anda akan mendapatkan kebahagiaan dengan membantu sesama.

Sunday, December 26, 2010

Berita RB Umiyah di Koran Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta 27-12-2010

Blade Runners dan Picasso Cafe: penempatan kerja pemuda bermasalah

Blade Runners dan Picaso Cafe sama sama wirausaha sosial yang mempunyai progarm untuk mengatasi masalah sulitnya mencari pekerjaan bagi pemuda bermasalah, seperti pengguna obat bius, anak muda jalanan, anak muda yang terlibat kriminal dan berbagai bermasalah lainnya. Blade Runners bergerak di bidang konstruksi, sedang Picaso Cafe di bidang makanan.

Anak muda bermasalah sering kesulitan mendapatkan pekerjaan ketika mereka beranjak dewasa dan mencoba masuk ke pasaran kerja biasa. Biasanya mereka berpendidikan lebih rendah, tidak mempunyai ketrampilan dan pengalaman kerja yang mencukupi agar bisa bersaing dengan anak muda yang biasa dan tidak bermasalah. Oleh karena itu, untuk mereka diperlukan pelatihan ketrampilan, bimbingan psikologis  (mentor) sebelum dan selama bekerja.

Blade Runners mulai programnya di tahun 1994 ketika General Motor Place sport facility di kota Vancouver, Kanada sedang dalam proses perencanaan. Beberapa aktivis sosial meloby developer agar bersedia menerima pekerja anak muda bermasalah (umur 19-28 tahun) yang telah lulus persiapan penempatan kerja. Pengembang mendapat subsidi dari pemerintah agar mereka bersedia memperkerjakan para pemuda bermaslah tersebut sesuai dengan standard gaji yang berlaku dipasaran.

Tugas Blade Runners adalah:
  • merekrut dan menerima peserta program kerja
  • mengatur penempatan dengan pemberi kerja
  •  memonitor kinerja peserta di tempat kerja dan membantunya memecahkan masalah pekerjaan
  • mengatur pengiriman ke pendidikan penyetaraan dan program pendidikan lanjutan 
  • mengatur pengiriman untuk konsultasi masalah kesehatan atau masalah pribadi
  • memperkenalkan dengan pengurus serikat pekerja atau program magang untuk penempatan kerja yang lebih permanent.
  • mempertahankan kontak dengan peserta program (sebagai mentor)

Picasso Cafe di Vancouver, Kanada didirikan oleh sebuah organisasi nirlaba Option Youth Society lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Picasso Cafe merekrut pemuda bermasalah dan melatih mereka tentang berbagai hal tentang operasional sebuah restaurant. Pelatihan di Picasso Cafe dihargai sebagai kredit semester untuk sertifikat chef atau dining room pada  Vancouver Community College Hospitality Program. Setelah bekerja di Picasso Cafe selama 5 bulan, para pemuda tersebut kemudian ditempatkan di berbagai restaurant di Vancouver selama 1 bulan atau 150 jam praktek. Ada 2 jenis program pelatihan, yaitu Program Dapur dan Program Ruang Makan. Setelah mempelajari kosakata, mereka belajar kerja di bagian juice station, dapur dingin (termasuk dessert dan salad), dapur panggang, bagian daging dimana mereka belajar memasak seafood, poultry dan daging. Dalam dinning room program peserta dilatih untuk menjadi waiters dan dinning room hosts.

Tanpa dukungan khusus, pemuda bermasalah di Indonesia juga pasti kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak dan baik. Saya tidak tahu apakah sudah ada program khusus seperti Blade Runners dan Picasso Cafe di Indonesia.

Saturday, December 25, 2010

A-Way Express: didirikan dan dikelola penderita gangguan jiwa

A-Way Express Courier adalah sebuah wirausaha sosial dibidang jasa layanan antar paket kecil dan  dokumen di Ontario, Kanada dengan beberapa karakteristik: memakai jasa angkutan umum untuk mengambil dan mengantarkan barang sehingga bersifat carbon neutral (tidak memperparah global warming). A-Way Express Courier didirikan dan juga memperkerjakan mantan penderita gangguan jiwa. A-Way Express Courier yang didirikan pada tahun 1987 memberikan jasa antar paket dan dokumen dalam satu hari. Pelayanannya dapat diandalkan, terpercaya dan dengan biaya murah. Sekarang pelanggannya mencapai 1700 individu dan perusahaan.

Karen Shaw seorang pengantar dokumen di A-Way Express mengatakan, "Di sebagian besar tempat kerja biasanya ada satu atau dua karakter yang sangat menarik atau warna-warni yang menambah kehidupan di tempat itu, tapi di A-Way, semua orang adalah karakter nyata. Tidak pernah ada waktu yang membosankan "Namun, di A Way-mereka juga bisa jujur berkata,"! Karyawan kami memberi kita hari-hari mereka yang terbaik. "Moto karyawan A-Way adalah" Sampaikan tepat waktu, dan lakukan pekerjaan terbaik yang dapat Anda lakukan hari itu". Tidak banyak perusahaan yang bisa membuat klaim seperti itu, terutama di mana penyakit mental merupakan aspek konstan lingkungan kerja.. Anda tahu, A-Way adalah sebuahyang luar  perusahaan kurir biasa - didirikan oleh mantan pasien sakit jiwa dan memperkerjakan pasien penderita gangguan jiwa. Ya, pasien menjalankan perusahaan, dan mereka telah berjalan dengan sukses selama lebih dari 23 tahun, membangun basis kepercayaan lebih dari 1.700 pelanggan.


Saat ini A-Way adalah perusahaan dengan 70 karyawan yang menjamin pengiriman sampai pada hari yang sama-hanya dengan menggunakan angkutan umum. A-Way bukan perusahaan baru, sehingga meskipun pelanggan ingin berbuat amal (menolong penderita gangguan jiwa), namun perusahaan tidak akan bisa bertahan selama 23 tahun bila tidak dapat memberikan pelayanan sesuai perjanjian. Sebagai pelanggan lama Brian Iler, dari firma hukum Iler Campbell, mengatakan, "layanan A-Way selalu konsisten dan dapat diandalkan, cepat dan sopan. Hal tersebut yang kita cari dari layanan kurir". Saat ini pelanggan A-Way mencakup banyak kantor hukum, perusahaan swasta dan perorangan, kesehatan dan pelayanan medis, departemen pemerintah, lembaga sosial, dan asosiasi profesional.

Riwayat perusahaan A-Way bukan kisah sukses sebuah perusahaan kecil yang biasa. Ia adalah bukti dari keuletan dari orang bertekad untuk menaklukkan stereotipe dari seorang penderita gangguan jiwa "menyendiri" dan "tidak bisa bekerja". Tingkat pengangguran orang-orang dengan riwayat psikiatris adalah sekitar 85%, walaupun banyak dari mereka ingin bekerja. Pada tahun 1980an ada gerakan untuk mengembalikan penderita ke masyarakat dengan mengurangi hidup terisolasi di RSJ. A-Way didirikan atas dorongan untuk memberikan pekerjaan yang bermartabat, bermakna untuk para pasien penyakit jiwa. Pasien yang tidak dapat mendapatkan pekerjaan, banyak menghabiskan hari-hari mereka dengan bosan dan tanpa tujuan, sering menyebabkan mereka harus kembali ke rumah sakit. Sangat sedikit dari mereka yang bekerja di A Way kembali rumah sakit. Tetapi jika itu terjadi, mereka tahu bahwa mereka masih punya pekerjaan menunggu mereka ketika mereka keluar. Kehidupan dari anggota masyarakat yang termiskin dan yang paling terpinggirkan, melalui A-Way, kini telah mereka mempunyai hidup yang lebih berarti dan bermakna.

George Karrandjas, A-Way Manajer Akuntansi, mengingat hari-hari sebelum A-Way dibentuk, "Banyak dari kita tidak bekerja selama bertahun-tahun. Atau jika kami bekerja maka dengan gaji yang sangat rendah, dengan pekerjaan yang monoton dan membosankan."
"Dari usia dini," kata George Karrandjas, "Saya selalu merasa bahwa saya tidak cocok dan  kemampuan saya tidak ada. Perlahan-lahan menjadi jelas, melalui dukungan teman sebaya dan mengalami tantangan baru dan keberhasilan, saya sadar bahwa saya memiliki bakat yang telah terendam selama bertahun-tahun. Butuh tempat seperti A Way-yang memungkinkan seseorang untuk memiliki hari-hari buruk tanpa menjadi sasaran cemoohan. Atau untuk dipercaya dengan tanggung jawab yang sepertinya tak terbayangkan selama masa masa gelap. Memiliki kunci ke pintu depan akan menjadi salah satu contoh sederhana. "


A-Way didirikan oleh Jacques Tremblay dan Cynthia Carlton pada 1 Juni 1987 setelah melalui penelitian dan diskusi yang panjang. Mereka tidak mencari kekayaan, kekuasaan dan pengakuan dari seluruh dunia. Mereka hanya ingin menciptakan pekerjaan yang berarti dan untuk memberi gaji  yang wajar. Dengan bantuan dari komunitas pengembang (community developers), Jacques Tremblay dan Cynthia Carlton  pada tanggal 1 Juni 1987, meresmikan berdirinya A-Way Express. Sejak itu, meskipun mereka belum menjadi kaya dan berkuasa, mereka telah mendapat pengakuan di seluruh dunia. Mulai dari Amerika, Inggris,  Irlandia, Jepang, Taiwan, Eropa Timur dan Selandia Baru, serta di Kanada, A-Way telah menjadi perhatian. A-Way tidak hanya diakui sebagai perusahaan bisnis yang selamat "menampung penderita gangguan jiwa", namun juga dipuji karena menjadi bisnis yang sukses yang dikelola oleh staf sepenuhnya  orang-orang yang menghadapi tantangan kesehatan mental sehari-hari dalam kehidupan pribadi mereka. Ini adalah model ketajaman bisnis dan penghargaan kepada kekuatan masyarakat.
Laurie Hall, sekarang Direktur Eksekutif A-Way,imulai bekerja sebagai kurir paruh waktu. "Ketika saya mulai sebagai kurir kembali pada tahun 1991, saya sangat senang karena mendapatkan pekerjaan! Aku hanya terlalu gila untuk bekerja di tempat lain pada waktu dan A-Way sangat akomodatif. Sangat menyenangkan bisa bekerja sama dengan sekelompok orang dimana saya tidak perlu menyembunyikan atau malu dengan penyakit saya. Saya belajar tentang kota, cara membaca buku-buku peta dan mendapatkan alamat. Saya suka bepergian di seluruh kota - pergi ke gedung  yang belum  pernah ke sana sebelumnya, naik ke lantai 64 menara TD Bank dan melihat keluar jendela. Saya mencintai pekerjaan saya".
Melalui A-Way, Laurie terlibat dalam pengembangan advokasi dan kebijakan, dan meniti karir dari peringkat kurir hingga menjadi Direktur Eksekutif. Sebuah keadaan yang jauh berbeda dengan hari-hari ketika ia bau keluar dari bangsal psikiatri, bergerak melalui kabut obat antara rumah-rumah penginapan dan kehidupan di jalanan, sering melamun dan dua kali mencoba bunuh diri. "Ketika saya mengatakan A-Way menyelamatkan hidup saya, saya tidak mengada-ada", kata Laurie, "A-Way benar benar menyelamatkan nyawaku."

Peter Bozoki, sekarang manajer Proyek Bisnis Khusus  di A-Way, juga mulai bekerja sebagai kurir paruh waktu. "Ketika saya mulai sebagai kurir pada tahun 1999, saya hampir tak bisa kerja dua shift seminggu. Saya saat itu  terlalu kecewa dengan kehidupan, kering emosional dan mental mati rasa sehingga tidak bisa kerja secara  produktif. Hari ini saya bekerja lima hari seminggu dengan jam waktu penuh. Ini adalah tingkat kerja yang saya pikir tidak akan pernah saya capai dalam hidup saya dan saya berutang atas keberhasilan ini sebagian besar kepada A Way. A Way  adalah tempat kerja yang berbeda dari apa yang telah ia alami sebelumnya. "Dari hari pertama saya mulai bekerja saya  menemukan rasa toleransi dan suasana akomodatif di mana seseorang tidak perlu merasa malu  atas penyakitnya."
Setelah terbentur dengan berbagai masalah ditempat kerja yang lain setelah lulus universitas, Petrus menemukan pekerjaan di A Way-sebagai tempat kerja yang bermakna, bermartabat dan tidak pernah membosankan. "Setiap hari aku bangun dengan senang hati bahwa saya memiliki tempat kerja yang besar dan dibayar untuk melakukan pekerjaan yang membuat saya bergairah. Bisnis dan Manajemen Proyek Khusus cocok dengan sikap go-getter saya dan memberi saya fleksibilitas untuk merumuskan kebijakan dan membuat "perbedaan nyata, kata Peter. "A Way-telah terbukti dalam kasus saya menjadi resep untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik yang tidak bisa diberikan oleh obat gangguan jiwa."
A-Way Express Courier benar benar sebuah perusahaan ideal bagi penderita gangguan jiwa.

The Choice is Yours, organisasi penolong para tuna wisma

James Smallwood pernah menjadi tunawisma dan kecanduan obat bius. Menyadari bahwa ia bisa mati di jalanan, ia pergi ke pusat rehabilitasi dan berjanji kepada Tuhan bahwa jika ia dapat sembuh, ia akan membantu orang lain. Pada tahun 1980an James Smallwood tinggal dirumah kosong dan makan sisa restaurant. Smallwood mengalahkan ketergantungan kokain dan kini memenuhi sumpahnya melalui organisasi nirlaba yang ia dirikan untuk melayani mantan narapidana, pecandu narkoba, dan para tunawisma di Philadelphia dan Camden, New Jersey, Amerika. Organisasinya, Choice is yours, mempunyai program  magang bekerja di perdagangan dan konstruksi, sambil membantu mereka dengan latihan membaca, matematika, dan keterampilan untuk mendapatkan pekerjaan.

Organisasi Choice is Yours yang didirikan pada tahun 1997 ini memberikan pelatihan gratis, manajemen kasus ketergantungan obat, dan penempatan kerja di Philadelphia dan Camden, New Jersey, bagi mantan napi, pecandu narkoba, dan tunawisma. Program pelatihan berlangsung selama 13 minggu dengan pelatihan ketrampilan dalam bidang pertukangan kayu, perpipaan, Smallwood mengatakan sekitar 600 lulusan telah mendapatkan pekerjaan yang baik di berbagai perusahaan, dan 82 persen masih tetap bekerja selama dua tahun setelah "lulus" dari Choice is Yours.

Ketika James  Smallwood melihat kebelakang kehidupan nya sendiri yang telah berjalan serba salah. Sukses dalam athletic dan akademik di sekolah menengah tingkat atas memungkin pria asli kelahiran Philadelphia pada jalur untuk mendapatkan beasiswa Princeton University, tapi ia harus melewatkan kesempatan tersebut karena ayahnya meninggal dan James Smallwood harus mendukung ibu dan saudaranya. Ia bekerja  sebagai seorang manajer penjualan di sebuah dealer mobil Lincoln Mercury yang harus berakhir di tahun 1970an karena krisis ekonomi akibat krisis minyak di Amerika di tahun 1970-an.

Pada saat itu, sebagai seorang ayah dari dua putri, James Smallwood kemudian bekerja di bidang konstruksi untuk dekade berikutnya, sebelum jatuh ke dalam transaksi narkoba dan mengakibatkannya pada kecanduan kokain yang sangat merusak. Pada tahun 1989, ia bersih dari ketergantungan obat bius dan tetap bersih sejak itu hingga sekarang

Lima tahun kemudian, James Smallwood mulai memberikan ceramah motivasi di sekolah-sekolah dan pusat-pusat komunitas. Seseorang menyarankan agar dia mendirikan dan mengoperasikan sebuah organisasi  nirlaba. Sejak itu lahirlah Choice Is Yours. Sebuah ungkapan yang menghunjam kedalam hatinya , katanya, karena "kita semua mempunyai pilihan dalam hidup ini. Saya telah membuat  pilihan buruk. Kita bisa membuat pilihan buruk, tetapi kita juga bisa membuat pilihan yang baik."

James Smallwood melihat sekelompok ibu-ibu tunggal di Camden yang telah membeli rumah-rumah kumuh yang murah. "Para wanita melacurkan diri dengan kontraktor untuk mendapatkan perbaqikan saluran pipa" kata James Smallwood. Dengan hibah senilai $ 5.000, ia mengajar para wanita ketrampilan reparasi perbaikan pipa tingkat dasar dan keterampilan pertukangan sehingga mereka bisa melakukan perbaikan sendiri.

Pengalaman itu menjadi inspirasi untuk program kursus 13-minggu. Saat ini program pelatihan berjalan setiap kali Smallwood mendapatkan dana hibah untuk itu - biasanya tiga atau empat kali setahun. Pelajaran  berjalan lima malam seminggu dan fokus pada kemampuan matematika dan membaca, paket persmaan SLTA, dan pelatihan ketrampilan. Kadang-kadang siswa belajar di tempat dimana sedang dialkukan restorasi rumah yang dilakukan oleh perusahaan milik Smallwood, JES Construction. (Dia juga menjalankan perusahaan nirlaba, Innerbridges Technology, yang melatih remaja dan dewasa muda bagaimana untuk mengoperasikan peralatan video dan kamera.)

James Smallwood telah berbuat sesuatu, sesuai janjinya, menolong tuna wisma dan pecandu obat bius.

Friday, December 24, 2010

Duncan Campbell, membayari orang utk jadi mentor anak yang diabaikan orang tuanya

Di suatu malam, Duncan Campbell , saat itu masih berumur 3 tahun keluar rumah mencari kedua orang tuanya. Polisi yang menolongnya menemukan kedua orang tuanya sedang minum minum di bar. 

Duncan Campbell merasa dia tumbuh sendiri, melalui masa kecil dan remaja seorang diri.  Namun entah bagaimana, ia berhasil mengatasi kelemahan tersebut dan akhirnya mendirikan sebuah perusahaan investasi yang sukses. Sekarang, dia berinvestasi pada anak-anak. Organisasi nasional  yang dia dirikan Friends of the Children, mencari anak-anak "yang memiliki akumulasi sakit hati dan kesulitan," mempertemukan mereka orang dewasa yang peduli akan kehidupan mereka dari usia 5 atau 6 sampai mereka mendekati usia dewasa. Para mentor dibayar secara profesional, bukan sebagai relawan, untuk memastikan bahwa mereka memberikan kualitas, konsistensi, dan komitmen.

Duncan Campbell masih ingat dengan jelas ketika ditengah malam ia keluar mencari kedua orang tuanya. Ia yang saat itu berusia 3 dijemput polisi. Polisi menemukan ayah dan ibunya di sebuah bar.

"Yang terburuk adalah ketika saya berusia delapan dan ayah saya pulang dalam kedaan  mabuk sehingga terlalu terlambat untuk mengantar saya ke Cub Pramuka," kenang Campbell, sekarang 64. "Orang tua saya tidak pernah membantu saya mengerjakan PR, tidak pernah datang ke setiap pertandingan yang saya ikuti. Saya tidak bisa mengingat satu kegiatan yang pernah saya lakukan bersama kedua orang tua. Saya selalu sendirian."

Sejak saat itu, Campbell berjanji pada diri sendiri bahwa jika ia menjadi kaya, ia akan menggunakan uang untuk menolong anak anak miskin, yang diabaikan dan anak-anak terlantar lainnya. Pada tahun 1993, dia menyerahkan manajemen sehari-hari perusahaan yang ia dirikan dan menciptakan Friends of the Children, sebuah organisasi yang mencari mentor yang berkomitment dan mempertemukannya dengan anak-anak yang terlantar.

Panduan programnya secara  prinsip adalah sebagai berikut::

Cari anak-anak yang mempunyai risiko tertinggi. Lakukan skrining yang melibatkan mentor, guru, kepala sekolah, konselor, dan profesional lainnya untuk membantu mengidentifikasi peserta yang potensial. Sejak awal. Anak-anak pada usia 5 atau 6 tahun dipasangkan dengan mentor, atau "Teman" yang tetap untuk jangka panjang. Sejak TK hingga SLTA

Mentor adalah seorang profesional terlatih yang menghabiskan setidaknya empat jam seminggu dengan masing-masing sekitar delapan anak-anak. Mereka menerima gaji, tunjangan, dan banyak kesempatan untuk melanjutkan pendidikan.

Sebelum menciptakan Friends of the Children, Campbell menugaskan sebuah proyek penelitian dua tahun untuk memverifikasi keyakinannya bahwa intervensi lebih awal dan keterlibatan yang mantap dari mentor dewasa akan membangun ketahanan pada anak-anak berisiko. Melihat tanda-tanda positif dalam data yang dihasilkan, Campbell membentuk organisasinya pada tahun 1993 di lingkungan masa kecilnya, satu bagian dari Portland, Oregon, penuh oleh kemiskinan dan kejahatan.
Friends of the Children, yang dimulai dengan hanya tiga mentor dan 24 anak-anak, kini mempekerjakan 82 mentor yang melayani lebih dari 700 anak-anak di enam kota selain Portland - Klamath Falls (Oregon), Seattle, San Francisco, Cincinnati, Boston, dan New York.
"Kami memilih anak-anak yang memiliki akumulasi sakit hati yang paling dalam dan kesulitan semasa tahun-tahun awal kehidupan mereka," Campbell mengatakan, "anak-anak yang akan memiliki sedikit kesempatan untuk sukses kecuali jika kita campur tangan."

Anak anak yang ikut program Friends of the Children harus memenuhi syarat syarat sebagai berikut:

Dari sisi anak:
  • sering bolos
  • sulit belajar untuk berperilaku baik
  • sulit bergaul dengan teman maupun orang dewasa
  • kotor
  • mempunyai toleransi yang rendah terhadap kesulitan atau frustasi
  • mempunyai gejala kesedihan, depresi atau kebencian
  • Gampang atau sering menangis
Yang berasal dari lingkungan:
  • Orang tua miskin
  • Orang tua remaja (teens parents)
  • Orang tua dengan riwayat pengguna narkoba atau gangguan jiwa
  • Orang tua yang terlibat kriminal
  • Ketidakmampuan orang tua membimbing anaknya
Prinsip yang mereka terapkan dalam menolong anak adalah:
  • memilih anak yang paling "parah" kondisinya
  • intervensi sedini mungkin
  • memberikan anak seorang mentor profesional yang digaji
  • program bersifat jangka panjang, sejak usia TK hingga lulus SLTA
  • dedikasi penuh dan tanpa syarat.

Program Campbell memberikan hasil yang baik. Sekitar 96 persen dari mereka menyelesaikan sekolah, 92 persen tidak pernah  tersangkut peradilan anak, dan 98 persen dapat terhindar dari menjadi orangtua di usia remaja. Sebuah kelompok sebanding tanpa mentor menunjukkan tingginya tingkat putus sekolah, terlibat masalah hukum, dan kehamilan remaja.

Prestasi seperti ini menarik National Institutes of Health. Badan federal menghabiskan $ 2.910.000 untuk studi lima tahun, sekarang dalam tahun kedua, untuk mengevaluasi program Campbell. Friends of the Children  menginvestasikan sekitar $ 9000 per anak per tahun, yang menurut Campbell jumlah yang sangat kecil dibandingkan biaya yang diperlukan untuk merehabilitasi penjahat dan pecandu obat bius.
Coba kalau pembaca mau ajak beberapa teman untuk bersama-sama mendirikan organisasi seperti Friends of Children di Indonesia. Insya Allah akan bisa mengurangi jumlah anak jalanan. Robot gedeg atau babe akan kesulitan cari korban. Atau, kalau kita tidak punya duit tapi punya waktu, kita kan bisa jadi mentor.

PICC, Pusat Rehabilitasi Bayi Kecanduan Narkoba

Pediatric Interim Care Center, Newborn Nursery, di kota Kent, Washington, Amerika adalah sebuah pusat perawatan rehabilitasi bayi yang kecanduan narkoba. Bayi yang masih didalam kandungan akan ikut kecanduan narkoba apabila ibunya mengkonsumsi narkoba. PICC adalah sebuah pusat rehabilitasi yang buka 24 jam dengan spesialisasi pelayanan melakukan detoksikasi bayi yang kecanduan narkoba.

Ketika Joseph dibawa ke PICC, ia adalah seorang bayi terlihat sehat dan lucu. Namun, karena ketika masih dalam kandungan dia biasa menerima kokain lewat darah ibunya, dia tidak akan bangun untuk makan dan ketika terjaga, ia tidak bisa makan. Ini adalah salah satu tantangan terbesar bagi PICC; mengajar anak-anak kecil bagaimana makan.


 
Anak kembar ini dibawa ke PICC untuk mengatasi kecanduannya terhadap opiat. PICC menolongnya untuk melepaskan diri dari ketergantungannya terhadap obat bius dan membantunya melewati saat sakau menyerang.

Pada tahun 1980an, Amerika sedang terserang epidemi kokain. Dari segi umur, bayi adalah korban narkoba paling muda.  Mereka  sering lahir prematur dan secara medis  rapuh. Ruang perawatan ICU untuk bayi baru lahir kebanjiran pasien bayi dengan kecanduan narkotika. Banyak ICU kurang siap menangani pasien khusus tersebut.


Saat itu, Barbara Drennen, seorang perawat khusus bayi baru lahir prematur di Kent , Washington. dan Barbara Richards, pengasuh untuk anak-anak kebutuhan khusus di Kent, bekerja sama dirumah Barbara Drennen mengembangkan teknik  perawatan untuk melindungi bayi yang kecanduan obat bius melalui masa sulit dan berbahaya ketika sakau. Rumah sakit mulai meminta Drennen dan Richards untuk merancang sebuah pusat perawatan bayi kecanduan narkoba secara resmi yang selama ini mereka lakukan di rumah. Menanggapi permintaan tersebut, Drennen dan Richards ("Dua barbs"), mendirikan Pediatrik Interim Care Center di Kent.

PICC (diucapkan "pick") adalah yang pertama, dan satu-satunya, pusat pelayanan detoksikasi bayi bayi baru lahir yang kecanduan narkoba di negara bagian Washington.  Sejak Barbara Richards pensiun pada tahun 2000, Barbara Drennen terus memimpin PICC sebagai direktur eksekutif. Selama bertahun-tahun, ia telah membantu lebih dari 2.500 bayi yang baru lahir yang kecanduan obat melalui hari hari yang sulit dan sangat menyakitkan. PICC telah melatih ratusan perawat, tenaga medis dan tenaga kesehatan lain dalam penanganan terapi bayi yang kecanduan obat bius. PICC juga memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang dampak mengkonsumsi obat bius terhadap bayi dikandungan.

Thursday, December 23, 2010

Contoh Wirausaha Sosial dari Kanada (2)

Saya teruskan contoh wirausaha sosial dari Kanada. Siapa tahu ada yang terus tergerak untuk bikin wirausaha sosial di Indonesia.

Ther Right Stuff adalah sebuah wirausaha sosial di kota kecil Trail, West Kootney, British Columbia, Kanada. Mereka bergerak dalam pelatihan dan penempatan kerja bagi para pemuda (umur 18-30 tahun) yang mempunyai hambatan untuk mendapatkan pekerjaan. The Right Stuff yang didirikan pada tahun 2002 mencari dana dengan mengelola pendistribusian koran dan berbagai brosur di  Kota Trail dan wilayah sekitarnya. Jumlah koran yang diantarkan mencapai 5.500 koran per hari dan sekitar 200.000 brosur per minggu. Dalam 6 bulan pertama mereka merugi. Namun setelah itu bisa beroperasi dengan lancar.

Para pemuda yang kesulitan mendapatkan pekerjaan (karena masalah umur, kurangnya ketrampilan dan pengalaman kerja) akan dikaryakan sebagai pengantar koran di pagi hari selama sekitar 3 jam per harinya. Sisa wwaktu yang ada dimanfaatkan oleh The Right Stuff untuk melatih mereka dengan ketrampilan kerja. Selain itu, mereka juga mendapatkan bimbingan dalam dasar dasar life skills, pengalaman kerja dalam tim, kepemimpinan, dan ketrampilan lain yang diperlukan agar mereka bisa diterima bekerja di perusahaan yang bisa memberikan penghasilan yang layak. Setiap pemuda harus membuat Rencana Pengembangan Diri. Pelatih dan pembimbing membantu para pemuda tersebut mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri.

Sejak didirikan hingga sekarang tingkat kesuksesan The Right Stuff mencapai 73%. Program dikatakan sukses bila para pemuda pengantar koran tersebut kemudian bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik atau melanjutkan  sekolah atau mengikuti pendidikan ketrampilan formal lainnya.

Strathcona Dental Works memberikan pelayanan kesehatan berkualitas secara menyeluruh kepada keluarga diwilayahnya. Keistimewaannya, mereka juga memberi santunan kepada keluarga tidak mampu. Sebagai contoh, belum lama ini mereka menyantuni seorang ibu dengan 6 anaknya. Setiap bulan Strathcona Dental Works memberikan kebutuhan makanan bagi keluarga yang mereka santuni. Dr Bryce Adamson dari Strathcona dental Works juga aktif dalam organisasi Kindness in Action yang memberikan pelayanan kesehatan gigi ke beberapa negara di Amerika Latin. Kindness of Action didirkan oleh Dr Amil Shapka pada tahuin 1993 di kota St paul, Alberta , Kanada.

Atira Property Management Inc adalah sebuah perusahaan properti management profesional biasa yang memberikan berbagai layanan properti, seperti: strata corporation; site management dan support service untuk non-profit housing yang dipunyai oleh Atira Women Association;  manajemen aset, keuangan, manajemen lingkungan dari properti milik koperasi; dan juga mengelola properti milik swasta yang disewakan. Uniknya, semua keuntungan dari Atira Property Management diserahkan ke Atira Women Resource Society. Atira Women Resource Society adalah sebuah organisasi kemasyarakatan yang memberikan layanan kepada ibu atau anaknya yang mengalami kekerasan.