Tuesday, October 12, 2010

Nasehat dari Orang Terkaya di Babylon

Ada sebuah buku klasik karya George Samuel Calson yang berjudul The Richest Man in Babylon yang versi bahasa Inngrisnya dapat anda download secara gratis. Buku tersebut telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Gramedia.
Menurut saya  buku tersebut sangat menarik dan layak dibaca. Buku the Richest Man in Babylon yang saya baca beberapa dasawarsa yang lalu, karena aslinya ditulis tahun 1926, telah mampu menghindarkan saya dari jebakan hutang, meskipun tidak membuat saya kaya raya karena saya tidak menuruti nasehatnya untuk berinvestasi.
Buku ini menarik karena penulis memberikan nasihat keuangan yang dikemas dalam cerita dengan latar belakang situasi negara Babylon, sebuah negara zaman purba di di Timur Tengah.  Dengan menceritakan pengalaman mereka dalam mengelola bisnis dan keuangan, penulis telah mampu memberikan nasihat keuangan dengan cara yang sederhana namun sangat menarik. Nasehat nasehatnya sangat sederhana dan masuk akal, namun budaya berhutang yang tumbuh di masyarakat berbarengan dengan kebijakan negara yang senang berhutang serta bank yang agresif  menjual hutang, menyebabkan banyak orang melupakan prinsip pengelolaan keuangan secara bijaksana dan hati hati. Saya ringkaskan tiga (dari beberapa) nasehatnya yang saya turuti dibawah ini:
  1. Tabung minimal 10% dari total penghasilan. Agar anda bisa menabung, potonglah langsung 10% setiap uang yang anda terima dan masukkan kedalam amplop tabungan. Biasanya, kita akan sulit menabung bila kita menunggu sisa dana di akhir bulan untuk ditabung.
  2. Hiduplah dengan maksimal 90% dari penghasilan anda. Orang yang menghabiskan penghasilannya biasanya karena gaya hidupnya diatas yang seharusnya. Bila ada orang bisa hidup dengan Rp 500 ribu/bulan, bila penghasilan kita memang sebesar itu, tentunya kita seharusnya juga bisa hidup dengan penghasilan Rp 500 ribu/bulan. Mas Arief Budiman, direktur Petak Umpet dalam Menjadi Muslim Jenius menyarankana agar kita hidup dengan 50% penghasilan, 10% ditabung, 20% untuk bayar hutang, dan 20% (didalamnya termasuk 2,5% untuk zakat) untuk sedekah. Bila anda berhutang, perbanyak juga doa untuk mengatasi hutang. Segerakan dan utamakan untuk membayar hutang (dari 20% penghasilan) karena hutang orang yang mati akan jatuh ke ahli warisnya juga.
  3. Cari keberuntungan dengan menjadi "man of action". Jangan suka menunda-nunda. Orang yang siap meraih peluang yang lewat didepannya biasanya akan dapat menggaet keberuntungan juga.
Hingga umur saya yang sudah kepala lima, saya tidak/belum berinvestasi. Saya masih hidup dari uang gajian. Nah, masehat berikutnya, yang belum saya turuti ,adalah inestasikan uang anda. Ada 5 hukum tentang emas/investasi: (yang saya terjemahkan secara bebas): (a) emas senang mendatangi orang yang gemar menabung. Dengan tabungan ditangan, kesempatan yang lewat didepan mata akan bisa dimanfaatkan. (b) emas akan bekerja untuk anda bila anda bisa memperkerjakannya ditempat yang menguntungkan, (c) emas tidak akan meninggalkan anda bila anda hati hati mengelolanya dan mendengarkan nasehat orang yang bijaksana. (d) emas akan lari dari orang yang menanamkan uangnya dibidang yang dia tidak dia kuasai atau tidak menuruti nasehat ahlinya.(e) emas akan lari bila kita tanamkan secara paksa di bidang yang dikira akan dapat memberikan penghasilan secara luar biasa, atau hanya menuruti mulut manis rayuan orang, serta menanamkan uang hanya karena alasan romantis.
Buku klasik lainnya adalah The Science of Getting Rich karya tahun 1910 dari Wallace D. Wattles. Dulu saya pernah lihat terjemahannya di toko buku Gramedia. Salah satu sarannya yang saya ingat di luar kepala adalah banyak banyaklah bersyukur. Di internet anda bisa temui sebuah jaringan yang mempraktekkan prinsip prinsip yang ada di buku tersebut.
Semoga tulisan ini bermanfaat.

1 comment:

  1. Mas susah sekali ya cari buku ini..
    Mas punya gak? Mungkin minat untuk dijual ke saya hehe

    ReplyDelete