Saturday, November 20, 2010

10 manfaat jadi sukarelawan sosial dan membantu orang lain

‎5 Nopember 2010. Desa Manisrenggo atas. Lahar dan awan panas Merapi mengguyurnya. Ada seorang pemuda penderita skizofrenia yg dipasung di belakang rumahnya. Ibunya lumpuh kedua kakinya tak bisa gerak. Ayahnya sudah renta. Orang-orang sudah turun semua. Desa sudah kosong. Si ayah tak tega meninggalkan anak istrinya. Ia hanya duduk di depan rumah termangu. Berita ini terdengar sampai Rumah Sakit Jiwa di bawah. Berangkatlah seorang psikiater wanita, mengajak 2 perawatnya dengan ambulans, mengajak petugas Polsek, naik ke atas menerjang debu dan panas. Ketiga orang itu diangkat, dimasukkan ambulans, dibawa turun. Si anak dimasukkan bangsal RSJ yg aman dan nyaman. Kedua orangtuanya di TPS dekat RSJ. Kisah heroik yg tak dipublikasikan, dari pejuang kesehatan jiwa. Siapakah psikiater wanita itu?. Begitulah secuplik kisah dari , dr. Inu Wicaksana, psikiater, di Face Booknya yang saya kutip. Bila anda ingin jawabannya, silahkan kontak dr Inu Wicaksana langsung.
Ketika saya membaca kisah psikiater wanita muda yang hebat tersebut diatas, kebetulan saya lagi setengah jalan menulis artikel ini. Sebuah artikel tentang manfaat memberi (giving back, kerja sosial, sedekah, dll) terhadap si pemberi. Ternyata membantu orang lain (giving back) tidak hanya berdampak positif pada yang menerima. Ini sudah sangat jelas, terutama dari kisah diatas. Membantu orang lain juga mempunyai dampak positif pada si pemberi juga. Terutama bila dilakukan dengan sepenuh hati dan ikhlas. Setidaknya, menurut artikel yang saya kutip, ada 10 manfaat positif kepada si pemberi dari membantu orang lain tersebut. artikel tersebut saya sadur secara bebas.
1, Mengurangnya gelisah dan depresi.
Ternyata, memberi bantuan tidak hanya membuat yang dibantu menjadi lebih baik. Si pemberi juga mendapat manfaat langsungnya. Melakukan kerja sosial atau memberikan sedekah meningkatkan optimisme dan kebahagiaan si pemberi. Hal ini dalam psikologi dikenal sebagai "helper's high". Perasaan bahwa anda berguna bagi orang lain, optimis, dan berarti sanggup menghilangkan pikiran negatif dan kusut yang bersarang di otak anda. Hal tersebut terjadi karena dengan memberi kepada orang yang membutuhkan telah membuat anda menjadi lebih percaya diri, merasa mampu membuat perubahan, menjadi lebih bertenaga atau berkemampuan, dan bisa melepaskan diri dari terpaku pada masalah yang sedang anda hadapi. Aliran listrik di syaraf karena kerja sosial atau membantu seseorang dapat terekam pada MRI (magnetic resonance imaging). Peneliti dari Boston menemukan bahwa rasa sakit , depresi dan disability (ketidak mampuan) pada penderita penyakit kronis berkurang setelah melakukan kerja sosial. Peneliti dari Universitas Texas menemukan bahwa kerja sosial mengurangi depresi.
2.Meningkatkan kesehatan umum dan kegembiraan.
Bernard Meltzer berkata:" Tidak ada latihan yang lebih menyehatkan jantung dari melakukan kegiatan untuk membantu seseorang yang sedang membutuhkan". Bila kita berbuat baik, kita sebenarnya berbuat baik untuk diri sendiri. Ketika kita menolong orang lain, keseluruhan sel sel dalam tubuh kita mengalami transformasi (feel good transformation) yang meningkatkan psikis dan menguatkan sistem kekebalan tubuh serta jantung kita. Dengan melakukan kerja sosial, kesenangan kita mengomel dan mengeluh tentang berbagai hal di dunia menjadi berkurang. Kita bisa menerima keadaan tersebut dengan sepenuh hati, dan dengan sikap optimis serta niat baik berusaha untuk merubahnya menjadi lebih baik. Dengan melakukan kerja sosial kita juga menjadi kurang egois sehingga membuat aliran kebaikan kembali mengalir ke diri kita. Menurut peneliti dari Universitas Kalifornia di Los Angeles,  kerja sosial membuat panjang umur. Anak belasan tahun yang melakukan kerja sosial dan menjadi sukarelawan terbukti lebih bahagia dan optimis.
3. Membuat anda terhubung dengan kelompok masyarakat yang baik hati.
Bila kita melakukan kerja sosial, orang orang yang sehati akan datang bekerja sama. Bila kita sering menolong orang, kita akan mempunyai banyak teman (para sukarelawan) yang siap menolong kita juga bila kita lagi memerlukan bantuan.
4.Hidup sesuai panggilan jiwanya.
Marsha Wallace, seorang perawat dari Kalifornia Selatan, sedang gelisah dengan pekerjaanya. Dia sedang bersungguh-sungguh merenung tentang jalan hidupnya. Pada suatu malam, ketika sedang bermeditasi, tiba tiba datang sebuah ide yang menyentak, seperti sengatan listrik. Dia kemudian mengundang 25 temannya dan mengadakan berbagi makan yang mereka bawa bersama-sama. Dari situ  lahirlah kemudian sebuah gerakan bernama Dining For Woman yang menyisihkan uang sebesar sekali keluar makan malam di restaurant untuk kegiatan amal bagi wanita di negara berkembang. Saat ini DFW sudah mempunyai 130 cabang. Dengan melakukan kegiatan sosial, Marsha Wallace merasa hidupnya menjadi lebih berarti. Dia merasa telah melakukan sesuatu sesuatu panggilan jiwanya.
5.  Menikmati hidup dan gembira karena telah menyelamatkan nyawa seseorang.
Rose adalah seorang wanita miskin pengidap HIV . Dulunya dia hidup dari mengemis di jalanan sejak jam 5 pagi. Ketika dia bertemu dengan Bead For Life, sebuah organisasi yang menolong wanita miskin di Afrika, hidupnya berubah. Semangat hidupnya bangkit kembali dan dia merasakan kebahagiaan yang mendalam. Bersama Bead For Life, Rose mampu memiliki tabungan dan menyekolahkan kembali anak anaknya. Keterlibatan dalam gerakan Bead For Life memberi kesempatan pada Rose untuk menolong sesama penderita HIV. Hal tersebut membuatnya berbahagia.
6. Meningkatkan kinerja.
Kegiatan sebagai seorang sukarelawan dalam kerja amal/sosial dapat meningkatkan stamina, kreatifitas dan memupuk sifat suka menolong. Oren Penn, seorang konsultan pajak pada Price Water House Cooper, Amerika, bekerja sebagai sukarelawan di sebuah desa miskin dan terpencil di daerah Orissa, India selama 8 minggu. Pengalaman kerja sebagai sukarelawan yang harus bekerja bersama dalam tim dengan orang Meksiko dan Belanda telah memperkuat sikap kepemimpinannya sekembalinya ke kantor. Kerja sebagai sukarelawan merupakan latihan yang bagus sebagai bekal kerja di perusahaan.
7. Meningkatkan ketrampilan dan membuat perusahaan tertarik. 
Pengalaman  sebagai sukarelawan dalam kerja amal atau sosial akan dapat mengasah ketrampilan dan sikap optimistik yang diperlukan sebagai bekal bekerja di suatu organisasi atau perusahaan. Pengalaman dalam kerja sosial juga akan memperkaya riwayat hidup yang akan dapat menarik perusahaan untuk memperkerjakan kita sebagai karyawannya.
8. Tetap semangat dan optimis.
Pengalaman sebagai sukarelawan pada sebuah panti asuhan dan klinik penderita HIV/AIDS di Ghana selama 3 minggu membuat Amanda-Andersen Green berbahagia dan optimis. Selama di Ghana masyarakat sekitar menyapanya dengan ramah dan menerimanya sebagai tetangga. Hal tersebut memberi kesan yang mendalam baginya. Meskipun telah kembali ke Seattle, Amerika, Amanda masih merasakan kebahagiaan dan kegembiraan tersebut.
9. Penghargaan.
Sebelum datang ke Mali, Jonathan Arc memandang Afrika hanyalah sebuah benua yang kotor, panas dan sarang berbagai penyakit. Namun pengalamannya bekerja sebagai sukarelawan sosial mengajar bahasa Inggris dan membangun sekolah di sebuah desa di Mali, merubah pandangannya tentang Afrika. Afrika adalah surga dengan penduduknya yang ramah dan terbuka. Mereka sangat menghargai Jonathan Arc dan menerimanya sebagai bagian dari mereka.
10. Ikut merasakan bagaimana menjadi manusia sebenarnya.
John Heineman adalah mahasiswa Universitas Iowa jurusan biologi dan political science. Dia juga anggota tim polo dan triathlon universitasnya. Dia juga bekerja sebagai sukarelawan sosial di Iowa City Free Medical Clinic. Disana dia menyadari pentingnya setiap orang bisa mempunyai akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Ketika John Heineman tahu bahwa lebih dari 10 juta orang Amerika tidak mempunyai asuransi kesehatan, dia tergerak untuk melakukan sesuatu. Setelah lulusan dari Universitas Iowa dan melakukan latihan renang secara intensif. Dia melakukan penggalangan dana dengan berenang menyeberangi selat Inggris. Dana yang dia kumpulkan dipakainya untuk membangun Iowa City Free Medical Clinic. Kegiatan penggalangan dananya sanggup mengumpulkan uang sebanyak Rp 190 jutaan. Iowa free Medical clinic memberikan pelayanan kesehatan gratis buat masyarakat kurang mampu disekitarnya.
Saya ingin menambahkan satu hal yang terlupakan oleh penulis artikel diatas. Manfaat terpenting yang diterima seorang sukarelawan sosial yang bekerja dengan ikhlas adalah pahala dan ridlo dari Allah SWT. Sesuatu yang tak ternilai harganya.


No comments:

Post a Comment