Monday, February 28, 2011

8 Kunci sukses seorang karyawan

Jadi karyawan sukses? Kenapa tidak?  Memang seorang karyawan tidak akan pernah lebih kaya dari yang punya perusahaan, tapi penghasilan seorang karyawan bisa cukup bagus. Seorang sopir yang bekerja di organisasi PBB atau Bank Dunia bisa bergaji sekitar 3 juta rupiah per bulan. Tidak jelek.

Karyawan profesional (nasional) pada organisasi tersebut bisa bergaji hingga sekitar tiga puluhan juta per bulan. Tentunya, gaji karyawan perusahaan swasta besar bisa mencapai sekitar itu, bahkan banyak perusahaan multi nasional yang menggaji karyawan lokalnya hingga puluhan juta rupiah per bulannya.

Tentunya tidak gampang untuk bisa jadi karyawan dengan gaji puluha juta rupiah. Berikut ini beberapa resepnya yang menurut saya cukup manjur:

1. Bekerjalah dengan sebaik-baiknya karena gaji tidak sama dengan rezeki.

Bekerjalah sebaik-baiknya meskipun gaji anda saat ini tidak memadai. Saya kenal banyak karyawan cleaning services di berbagai kantor pemerintah yang penghasilannya jauh lebih banyak dari gajinya sebagai karyawan. Para pegawai kantor pemerintah sering meminta tolong mereka dan memberinya tip.

Waktu jadi pegawai negeri sipil dulu saya sering diundang untuk mengikuti lokakarya atau seminar di luar negeri dengan biaya dari pihak pengundang. Lumayan, uang saku (per diem) yang diberikan selalu ada sisanya dan sering sisanya bisa sama dengan gaji saya sebulan.

Bagi yang masih menganggur, segeralah bekerja. Jangan pilih pilih. Lebih baik bekerja seadanya dari pada menganggur. Buat pekerjaan tersebut sebagai batu loncatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Menurut penelitian, orang yang sudah bekerja lebih mudah mendapatkan pekerjaan dibandingkan dengan orang yang menganggur. Saya mempunyai kenalan yang waktu datang ke jakarta hanya lulusan SMP menjadi penjual bakso. Dia kemudian sekolah lagi hingga lulus SMA dan bekerja menjadi pegawai negeri. Sekarang sudah S2 dan menjabat sebagai kepala seksi.

2. Menanam dulu baru memanen.

Menanam dul baru memanen. Sangat jelas dan masuk akal, tapi jarang orang menerapkan prinsip tersebut untuk hal hal diluar pertanian. Bayi dikandungan harus sekitar 8 bulan, kelebihan atau kekurangan menjadi kurang baik. Namun dalam hal rezeki dan kariri, kita sering melupakan hukum alam tersebut.

Bila anda sudah bekerja dengan sepenuh hati, perkara penghasilan atau karir, serahkan kepada Tuhan Yang Maha Pemberi. Bila anda sudah bekerja layaknya seorang kepala seksi, maka lambat atau cepat, anda akan jadi seorang kepala seksi. Namun dilain pihak, tidak ada boss yang akan bilang begini: "Kamu kerja kok malas-malasan, mulai besok kamu saya naikkan jabatan jadi kepala seksi ya". Artinya, kita harus membuktikan bahwa kita pantas naik pangkat sebelum atasan kita menaikkan pangkat atau jabatan kita.

Memang ada orang yang malas atau tidak baik kerjanya tetapi naik pangkat atau jabatan. Namun, menurut pengamatan saya, jarang sekali orang yang bagus kerjanya yang tidak naik pangkat atau jabatan. Bila ada orang yang bagus kerjanya namun tidak naik pangkat atau jabatan, biasanya ada hal hal non-teknis yang menghalanginya dari naik pangkat atau jabatan.

Sebagai atasan, saya pernah memerintahkan seorang anak buah saya untuk membantu temannya (artinya, mengerjakan pekerjaan yang bukan tugasnya atas perintah atasan). Dia menolak. Perilaku seperti itu ternyata tidak bagus untuk pengembangan karirnya. Saya amati, meskipun saya sudah lama tidak jadi atasnnya lagi, karirnya tetap saja tidak bisa melejit. Padahal, dia bergelar S2 dari salah satu uinversitas cukup bagus di Amerika.

Bila anda sudah bekerja dengan baik namun anda merasa bahwa anda masih digaji dibawah kepantasan, jangan berputus asa karena Tuhan Maha Tahu. Tuhan akan mencatat tersebut sebagai tabungan dan akan membayarkannya disaat yang tepat. Misalnya, sebenarnya anda sudah layak digaji Rp 5 juta per bulan, namun gaji sekarang baru Rp 3 juta per bulan. Percayalah bahwa Tuhan akan membayarkannya disaat yang tepat. Mungkin dengan mempromosikan anda ke jabatan yang lebih tinggi atau memindahkan anda ke perusahaan lain yang bersedia menggaji anda dengan gaji yang lebih besar. Namun sebaliknya, bila gaji anda sekarang Rp 5 juta per bulan namun anda tidak produktif sehingga hanya pantas dihaji Rp 2,5 juta per bulan, hati hati karena lambat atau cepat anda bisa kehilangan pekerjaan anda.

3. Belajar dan terus mengembangkan diri.

Banyak karyawan atau pegawai yang berhenti belajar ketika keluar dari sekolah dan dapat pekerjaan. Padahal, belajar tentang ilmu atau ketrampilan yang terkait dengan pekerjaan,  akan sangat membantu pengembangan karir. Belajarlah dari buku atau internet tentang hal hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Membaca buku yang terkait dengan pekerjaan anda akan meningkatkan pengetahuan anda karena berarti anda sudah menyerap pemikiran para ahli di bidang tersebut.

Saat ini banyak sekali ilmu gratis di internet. Bila belum bisa membaca buku bahasa Inggris belajarlah bahasa Inggris. Kalau hanya ingin agar bisa membaca buku berbahasa Inggris, anda bisa belajar sendiri di internet. Tidak perlu pakai guru.

Menurut pengamatan saya, semua teman saya yang kuliah lagi dengan serius dan rajin membaca hal hal yang terkait dengan pekerjaannya, semuanya mempunyai karir yang bagus.

Syukur bila anda bisa menulis ilmiah atau semi ilmiah yang kemudian dipublikasikan. Itu akan bisa sangat mendukung pengembangan karir anda.

4. Dikenal atasan, baik atasan langsung maupun tidak langsung.

Sebagai karyawan anda tidak bisa mengangkat diri sendiri. Untuk itu, dikenal atasan menjadi salah satu kunci dalam promosi jabatan. Dari sisi atasan, sulit bagi dirinya untuk mengangkat seseorang dalam suatu jabatan kalau dia tidak kenal atau setidaknya ada yang mempromosikan orang yang mau diangkat tersebut. Cobalah buat agara semua atasan langsung atau tidak langsung anda dapat mengenal anda. Tentunya dengan cara yang baik, bukan dengan menjilat. Misalnya: dengan cara sering menyampaikan ide atau saran dalam rapat;  mau ditunjuk sebagai ketua tim atau kerja ekstra lainnya.

Usahakan agar semua orang yang berkedudukan hingga dua tingkat diatas anda dapat mengenal anda. Bila anda eselon 4 di suatu kementrian, usahakan agar sebanyak mungkin eselon 3 dan eselon 2 mengenal anda.

5. Doa banyak orang.

Jangan pakai cara menyuap untuk dapat jabatan atau naik pangkat. Lebih baik, sumbangkan uang tersebut kepada yang lebih membutuhkan (membantu biaya kuliah keponakan, mengasih tip ke cleaning service atau satpam dikantor, sedekah ke panti asuhan, dll). Doa mereka sangat manjur dalam mendukung karir dan rezeki anda.

Saya pernah melakukan sebuah "deal" dengan seorang saudara. Saya bilang:"Saya akan bayari semua kebutuhan kuliah anakmu (bapaknya di PHK), namun tolong doakan agar karir dan rezeki saya lancar". Saudara saya tersebut setuju, dan alhamdulillah, karir dan rezeki saya jadi lancar (dibandingkan dengan kemampuan saya yang pas-pasan).

Agar kita bisa merasa lebih ringan dalam sedekah, potong minimal 2,5% dari setiap amplop yang anda terima (gaji, bonus, THR, dll) dan sumbangkan uang tersebut kepada yang lebih membutuhkan (mulai dari orang tua, saudara, kaum kerabat hingga ke tetangga dan fakir miskin/anak yatim). Semakin banyak yang kita bantu, semakin banyak yang akan mendoakan anda.

6. Kaitkan pekerjaan anda dengan sesuatu yang luhur.

Bila kita mengkaitkan pekerjaan kita dengan seuatu yang luhur, maka semangat kerja dan dedikasi kita akan selalu tinggi. Kita akan jadi bersemangat, tahan banting dan rajin bekerja. Bila pikiran kita hanya ingin kaya, dan memandang uang sebagai segalanya, maka pikiran dan tindakan kita akan mengarah ke hal hal negatif. Bila kita bercita-cita luhur (misalnya: sebagian rezeki akan disedekahkan atau membuat kebijakan pemerintah yang berpihak kepada orang miskin), maka biasanya kita akan ketemu dan didukung oleh banyak orang yang seide.

7. Banyak sholat sunnah dan dzikir.

Tuhan yang menentukan segalanya. Insya Allah, kalau kita sering sholat sunnah dan berdzikir, maka rezeki dan karir kita akan lancar. Doa dan sholat juga akan dapat menjauhkan kita dari niat tidak baik dan fitnah atau membuat kesalahan yang tidak perlu/tidak disengaja.

8. Tabung dan invetasikan tabungan anda.

Sebagian gaji saya tabung, namun hingga kini saya belum punya perusahaan. Jadi saya belum bisa mengasih saran untuk topik ini. Tapi saya percaya, semakin muda anda mulai menabung dan berinvestasi akan semakin baik.

Selamat mencoba. Semoga sukses.

AIDG: membantu wirausaha sosial di bidang infrastruktur dasar

Lampu tenaga surya buatan Enersa
Saat ini cukup banyak dermawan perseorangan atau yayasan di negara maju yang bersedia membantu wirausaha sosial yang baru didirkan. Mereka memberikan bantuan berupa modal awal, pelatihan bagi pengelola wirausaha sosial dan dukungan lainnya. Salah satunya adalah Appropriate Infrastructure Development Group (AIDG)

AIDG merupakan organisasi nirlaba yang memberikan bantuan modal awal dan membina wirausaha sosial di negara berkembang (sementara ini terbatas di Amerika latin dan Karibia) dengan fokus pada penyediaan infrastruktur dasar (air bersih, sanitasi, listrik, dll) bagi masyarakat miskin (yang mempunyai penghasilan dibawah 4 dolar per orang per hari).

Beberapa contoh perusahaan sosial yang dibinanya adalah:

1, Xela Teco, sebuah perusahaan di Guatemala yang membuat tungku yang sangat efisien (Rocket Box Stove) dan generator kecil (sekitar 16 kw) pembangkit listrik bertenaga air bagi masyarakat miskin di pedesaan.
2. Quetsol, juga di Guatemala yang memproduksi listrik tenaga surya untuk penerangan dan pompa air.
3. Group Proamba, sebuah perusahaan pembuat pupuk organik yang mengolah limbah organik yang mencemari danau Atilitan dengan metode natural composting dan vermicomposting.
4. Merehabilitasi perusahaan Enersa di haiti yang memproduksi pembangkit listrik tenaga surya yang rusak akibat gempa tahun 2010 yang lalu.
5. Shelter2Home, sebuah perusahaan di Haiti yang membuat rumah sementara bagi para korban gempa yang nantinya bisa dijadikan rumah permanen.
6.COOPEN, sebuah koperasi di Haiti yang membantu anggotanya mengubah limbah organik menjadi pupuk organik.

Saya kira salah satu cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin Indonesia adalah dengan memanfaatkan teknologi. Tentunya teknologi yang sesuai yang mampu menjawab permasalahan penduduk miskin, seperti ketiadaan listrik dan mahalnya harga pupuk. Tentunya Indonesia punya banyak insinyur yang bisa memanfaatkan teknologi seperti diatas untuk diterapkan secara masal di Indonesia.

Sunday, February 27, 2011

Jarak antara kita dengan orang zuhud

Saya kutipkan dibawah ini kisah tentang orang orang sholeh dan zuhud dari sebuah wordpress yang sangat menarik. http://tawakalyogyakarta.wordpress.com/2009/06/03/kisah-para-ahli-zuhud-dan-dermawan-8/

Kisah dibawah ini menyadarkan saya betapa sangat jauhnya kedudukan saya saat ini dengan kedudukan yang sudah dicapai oleh para ahli zuhud dizaman nabi.

"Pada suatu ketika, Munkadir rah.a. datang kepada Aisyah r.ha. untuk mengutarakan keperluannya yang sangat mendesak, yakni untuk meminta bantuan dalam masalah keuangan. Aisyah r.ha. berkata, “Maaf, pada saat ini saya tidak mempunyai apa-apa. Seandainya saya mempunyai sepuluh ribu dirham, semuanya tentu akan saya berikan kepadamu. Akan tetapi sekarang ini saya tidak mempunyai apa-apa.” Kemudian Munkadir rah.a. pulang. Tetapi tidak lama kemudian, datanglah Khalid bin Asad r.a. memberi hadiah uang sebesar sepuluh ribu dinar atau dirham kepada Aisyah r.ha.. Aisyah r.ha. berkata, “Saya sedang diuji dengan ucapan saya kepada Ibnu Munkadir.” Kemudian ia segera mengirimkan seluruh uang yang diterimanya itu kepada Ibnu Munkadir rah.a.. Dengan seribu dirham uang pemberian Aisyah r.ha. itu, Ibnu Munkadir rah.a. membeli seorang hamba sahaya perempuan yang kemudian dinikahinya. Dari pernikahannya, ia mendapatkan tiga orang anak, yakni Muhammad, Abu Bakar, dan Umar. Ketiga orang tersebut terkenal keshalihannya di kota Madinah Munawwarah. (Tahzibut-Tahzib). Sudah barang tentu Aisyah r.ha. memperoleh bagian segala keutamaan dari ketiga anak tersebut. Dialah penyebab lahirnya ketiga anak itu.

Kisah kedermawanan Aisyah r.ha. banyak sekali diceritakan, sebagaimana kisah kedermawanan ayahnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. yang sangat terkenal. Kami telah menceritakan sebuah kisah dalam kitab Hikayatush-Shahabah, di mana ia telah membagi-bagikan dua kantong penuh berisi uang, yang berjumlah lebih dari seratus ribu dirham untuk dibagi-bagikan kepada fakir miskin tanpa meninggalkan satu dirham pun, padahal ia memerlukannya untuk berbuka puasa.

Kisah semacam ini juga terdapat dalam riwayat lain yang menyebutkan besarnya uang dalam kantong yang diberikan kepada fakir miskin sebesar 180.000 dirham. Tamim bin Urwah r.a. berkata, “Pada suatu ketika, saya melihat Aisyah r.ha., bibi ayah saya, membagi-bagikan uang sebanyak 70.000 dirham padahal saat itu ia mengenakan pakaian bertambal".

Baju kita tidak bertambal dan uang yang kita sedekahkan selembar Rp 1000an.

Saturday, February 26, 2011

GSBB: 75% keuntungan disumbangkan untuk kegiatan amal

Bila Paul Newman membuat perusahaan Newman's Own Inc dan menyumbangkan 100% keuntungannya untk kegiatan amal, maka Giving Someting Back Business (BSBB) Office Supplies menyumbangkan sekitar 75% keuntungannya untuk sosial. Mereka bisa melakukan hal tersebut antara lain dengan menekan biaya overhead, dll.

GSBB Office Supplies, didirikan tahun 1991, menjual secara online berbagai kebutuhan kantor, mulai dari kertas foto copy, pensil, note pad hingga ke furniture dan sofa kantor. Harga produk yang mereka jual sangat bersaing, bahkan lebih murah dibandingkan dengan perusahaan kebutuhan kantor lainnya. Selama sekitar 20 tahun sejak berdirinyanya, perusahaan GSBB Office Supplies sudah menyumbangkan sekitar 5 juta dollar untuk berbagai kegiatan amal.

Sebenarnya, dalam Islam, sesuai dengan hadits nabi Muhammad, kita dianjurkan untuk menyumbangkan sekitar 30% dari keuntungan untuk amal.

Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Nabi saw. bersabda, “Ketika seseorang sedang berada di padang pasir, tiba-tiba ia mendengar suara dari awan, ‘Curahkanlah ke kebun Fulan.’ Maka bergeraklah awan itu, kemudian turun sebagai hujan di suatu tanah yang keras berbatuan. Lalu, salah satu tumpukan dari tumpukan bebatuan tersebut menampung seluruh air yang baru saja turun, sehingga air mengalir ke suatu arah. Ternyata, air itu mengalir di sebuah tempat di mana seorang laki-laki berdiri di tengah kebun miliknya sedang meratakan air dengan cangkulnya. Lalu orang tersebut bertanya kepada pemilik kebun, “Wahai hamba Allah, siapakah namamu?” Ia menyebutkan sebuah nama yang pernah didengar oleh orang yang bertanya tersebut dari balik mendung. Kemudian pemilik kebun itu balik bertanya kepadanya, “Mengapa engkau menanyakan nama saya?” Orang itu berkata, “Saya telah mendengar suara dari balik awan, ‘Siramilah tanah Si Fulan,’ dan saya mendengar namamu disebut. Apakah sebenarnya amalanmu (sehingga mencapai derajat seperti itu)?” Pemilik kebun itu berkata, “Karena engkau telah menceritakannya, saya pun terpaksa menerangkan bahwa dari hasil (kebun ini), sepertiga bagian langsung saya sedekahkan di jalan Allah swt., sepertiga bagian lainnya saya gunakan untuk keperluan saya dan keluarga saya, dan sepertiga bagian lainnya saya pergunakan untuk keperluan kebun ini.” (Muslim, Misykât).


Sudahkan anda mengikuti hadits Nabi?

Paul Newman: membuat perusahaan, semua keuntungannya disumbangkan

Paul Newman adalah seorang bintang fim Hollywood yang berjiwa dermawan. Pada tahun 1980, dilantai dasar rumahnya dia membuat salad dressing (saus salad) dan dibagikan kepada tetangga dan kenalannya. Mereka suka dengan saus salad buatan Paul Newman. Akhirnya, timbullah niatnya untuk membuat perusahaan saus salad dan diberinya nama Newman's Own Salad Dressing.

Pada tahun 1982, tahun pertama beroperasi, keuntungan dari menjual saus salad mencapai US$ 396,674  (sekitar Rp 3,5 milyar). Apa reaksi Paul Newman, "Mari kita sumbangkan semuanya kepada yang membutuhkan". Luar biasa!!.
 “I want to acknowledge luck; the chance and benevolence of it in my life, and the brutality of it in the lives of others, who might not be allowed the good fortune of a lifetime to correct it". Paul Newman sangat bersyukur atas semua keberuntungan yang dia dapatkan dan kesempatan dalam hidupnya untuk beramal. Paul Newman juga menyadari betapa banyak orang yang hidup sengsara dan tanpa pernah mendapat keberuntungan untuk memperbaiki hidupnya.

Sejak itu lahirlah sebuah yayasan Newman's Own Foundation. Hingga hari ini, Paul Newman tetap konsisten dengan menyumbangkan semua penny (kalau di Indonesia, semua rupiah) dari hasil usahanya tersebut untuk kegiatan amal.

Pada tanggal 3 November 2010 yang lalu, keseluruhan dana yang disumbangkan oleh Newman's Own Foundation telah mencapai $ 300 juta (sekitar 3 trilliun rupiah). 

Membaca kedermawanan Paul Newman saya sampai terhenyak. Kok ada orang yang sangat luar biasa seperti itu. Paul Newman memang sudah terkenal dan kaya pada waktu itu. Tapi saya yakin, jiwa kedermawanannya sudah ada sebelumnya. Jiwa kedermawanan tidak bisa muncul mendadak.

Saya terus ingat akan perusahaan roti Greyston Bakery. Bernard Tetsugen Glassman, pendiri perusahaan Geryston membuat perusahaan roti agar bisa memperkerjakan orang, bukan memperkerjakan orang agar bisa membuat perusahaan roti.

Saya jadi bermimpi untuk bikin usaha kecil (karena duit saya belum banyak) dimana 100%  keuntungannya (setelah dipotong pajak) dipakai untuk membiayai kegiatan amal melalui Yayasan Ummy. Ada saran? Kontak saya di setiabudi55@yahoo.com

8 Model perusahaan yang memperkerjakan penderita gangguan jiwa

Dari penelusuran saya di dunia maya, saya bisa menemukan berbagai bentuk perusahaan yang lebih separuh pekerjanya adalah penderita gangguan jiwa. Sayangnya, tidak ada satupun di Indonesia.  

 
Di berbagai rumah sakit jiwa di Indonesia memang telah ada pelatihan ketrampilan kerja, tetapi bentuk kegiatannya masih sangat sederhana. Tidak ada rsj atau klinik jiwa yang secara serius mempersiapkan para penderita gangguan jiwa untuk kembali bekerja, yaitu dengan memberikan ketrampilan kerja, mencarikan pekerjaan dan membina serta memberikan dukungan selama yang bersangkutan bekerja.

 
Beberapa perusahaan yang saya temukan antara lain:

 
1. La Fageda

 
La fageda adalah sebuah koperasi produk susu berkualitas tinggi dengan omset sekitar US$ 14,016,847 (tahun 2009) dimana hampir separuh pekerjanya adalah penyandang cacat mental. Cristóbal Colón mendirikan La Fageda untuk memberikan penyandang gangguan mental sebuah martabat dan makna, dengan menggunakan mekanisme yang tidak konvensional. Dia menciptakan wirausaha sosial yang sekarang telah dikenal dengan produk susu yang sangat baik, terutama yoghurt dan flan. Omset tahunannya mencapai 9.8 juta Euro pada tahun 2009, yang bersaing dengan Danone dan Nestlé. Setiap bulan, La Fageda menjual 3 juta yoghurt dengan berbagai rasa, semua dibuat dengan bahan-bahan alami. La Fageda berbeda dari pesaingnya karena mantan penghuni bangsal RSJ yang menjalankan produksi susu

 
La Fageda adalah sebuah badan usaha berbentuk  koperasi dengan 250 pekerja, yang 140 menderita beberapa bentuk penyakit mental atau cacat. Pusat produksi susu dimiliki oleh para pekerja, yang menjadi pemegang saham dengan membayar 30 euro pada waktu mendaftar sebagai anggota. La Fageda juga memiliki program dukungan yang terdiri dari sekelompok psikolog yang mengikuti setiap pekerja yang memerlukan pelayanan rehabilitasi pribadi secara profesional. Kelompok pendukung mengawasi ruang perumahan di mana pekerja tanpa keluarga tinggal, serta di tempat kerja dimana pekerja dengan ketidakmampuan kerja yang tinggi.

 
2. Chipmunka Publishing.

 
Pada tahun 2002,  Jason Pegler mendirikan Chipmunkapublishing "Penerbit Kesehatan Mental", sebagai sebuah wirausaha sosial, yang memberikan kesempatan kepada pengguna pelayanan kesehatan mental untuk bersuara. Kini Jason adalah seorang Pengusaha Sosial, Pembicara, Public Writer, Rapper dan Publisher. Jason adalah salah satu pembicara di bidang pemberdayaan kesehatan mental yang paling inspirasional di dunia. Dia menggunakan pengalamannya sendiri sebagai penderita kesehatan mental sebagai kekuatan positif, dan mengelola Penerbit Chipmunka untuk memberdayakan penderita gangguan jiwa.  .

 
Kini toko online Chipmunka Publisihng menjual karya seni (lukisan asli, lukisan dalam file pdf dan cetakan laser), multi media (album musik, audio book, rekaman puisi, interview, dll), buku dan e-book.

 

 
3.   A-Way Express Courier adalah sebuah wirausaha sosial dibidang jasa layanan antar paket kecil dan dokumen di Ontario, Kanada dengan beberapa karakteristik: memakai jasa angkutan umum untuk mengambil dan mengantarkan barang sehingga bersifat carbon neutral (tidak memperparah global warming). A-Way Express Courier didirikan dan juga memperkerjakan mantan penderita gangguan jiwa. A-Way Express Courier yang didirikan pada tahun 1987 memberikan jasa antar paket dan dokumen dalam satu hari. Pelayanannya dapat diandalkan, terpercaya dan dengan biaya murah. Sekarang pelanggannya mencapai 1700 individu dan perusahaan.
 
Riwayat perusahaan A-Way bukan kisah sukses sebuah perusahaan kecil yang biasa. Ia adalah bukti dari keuletan dari orang bertekad untuk menaklukkan stereotipe dari seorang penderita gangguan jiwa "menyendiri" dan "tidak bisa bekerja". Tingkat pengangguran orang-orang dengan riwayat psikiatris adalah sekitar 85%, walaupun banyak dari mereka ingin bekerja

4. Harbor City Service Incorporated.

23 tahun yang lalu, Bagian Psychiatri dari Fakultas Kedokteran Universitas Maryland mencoba berbuat inovatif. Mereka mendirikan sebuah perusahaan Harbor City Service Incorporated (HCS) sebagai bagian dari Harbor City Unlimited (HCUS), sebuah unit usaha dibawah University of Maryland Medical System. HCS memperkerjakan pasien penderita gangguan jiwa dan pengguna obat bius sebagai pekerjanya. Hingga sekarang, HCS masih bertahan dan lebih dari 75% pekerjanya adalah penderita gangguan jiwa atau mantan pengguna obat bius. Kini HCS mempunyai beberapa bidang usaha, yaitu jasa pergudangan, record management, jasa pindah barang, dan jasa penghancur dokumen. HCS melatih para penderita gangguan jiwa dengan berbagai ketrampilan. Mereka bekerja dalam tim sehingga bila salah satu anggota tim sedang tidak dapat bekerja, pegawai yang lain dapat menangani pekerjaan pegawai yang sedang sakit tersebut.


 
HCS harus bersaing dengan perusahaan lain secara kompettitif. Kini mereka mendapat kontrak kerja dengan 300an perusahaan. Meskipun demikian, HCS belum mampu mandiri secara 100%. Sekitar 10% biaya masih harus ditutup melalui sumbangan amal. Saya kira HCS adalah model bisnis ideal bagi penderita gangguan jiwa.

5. The Cleaning Solution, Vancouver, Kanada juga sebuah wirausaha sosial. The Cleaning Solution adalah perusahaan jasa pembersihan dengan sentuhan sosial yang progresif. Perusahaan The Cleaning Solution ini didirikan pada 2004 dengan dua tujuan utama, yaitu untuk menyediakan:


  • Jasa pembersihan ramah lingkungan yang terbaik yang ada untuk pelanggan di daerah Low Mainland, Vancouver.
  • Memberikan kesempatan kerja bagi penduduk lokal yang mengalami penyakit mental, namun sekarang telah siap untuk kembali bekerja.
Sejak awal the Cleaning Solution telah memiliki reputasi dalam hal kualitas layanan dan telah memberikan kesempatan kerja kepada orang yang sembuh dari penyakit jiwa sehingga memungkinkan mereka untuk kembali membangun kepercayaan diri mereka, kembali memiliki tujuan hidup, dan meningkatkan kualitas hidupnya. The Cleaning Solution sangat bangga dengan kedua prestasi tersebut.

 

6.  Coast Mental Health Foundation yang didirikan pada tahun 1972 memberikan pelayanan kepada penderita gangguan jiwa sekeluarnya mereka dari rumah sakit. Coast memberikan pelayanan yang paripurna, yang meliputi: pelayanan perumahan, cuci pakaian (laundry) , makan, pelatihan life skills, perumahan, rahabilitasi sosial, rekreasi dan pekerjaan. Coast Mental Health Foundation juga mempunyai dua wirausaha sosial: Sewing with Heart (perusahaan penjahit) dan Landscaping with Heart (perusahaan pertamanan).


7. Forth Sector adalah salah satu dari wirausaha sosial di Inggris yang terkemuka. Forth Sector mempunyai tiga komponen bisnis, yaitu pelayanan persiapan penempatan kerja bagi penderita gangguan jiwa, pemberian pekerjaan melalui wirausaha sosial yang dipunyainya, dan konsultasi manajemen kepada wirausaha sosial lainnya. Dalam pelayanan penempatan kerja, Forth Sector memberikan pelayanan kepada penderita gangguan jiwa agar mereka dapat memperoleh pekerjaan seperti dukungan sebelum kerja, dukungan pelayanan kesehatan, pelatihan ketrampilan, program pengalaman kerja, dan dukungan selama mereka bekerja.

Forth Sector juga mempunyai beberapa wirausaha sosial, seperti perusahaan sulaman Edinburgh Embroidery Services, pabrik sabun, lanudry, dan penginapan. Selain itu, Forth Sector juga memberikan layanan konsultasi manajemen kepada wirausaha sosial untuk memulai, dan mengembangkannya lebih lanjut.


8. Core Arts didirikan pada tahun 1992 oleh seorang seniman menggunakan ruang kosong di Rumah Sakit Hackney. Studio tersebut menjadi surga bagi ekspresi artistik para pasien yang ingin lari dari hidup yang monoton di bangsal psikiatri dengan menenggelamkan diri dalam dunia cat dan warna. Meski dana terbatas, energi kreatif yang dihasilkan mampu melahirkan terjadinya sebuah studi terbuka. Core Arts secara resmi terbentuk sebagai badan amal pada tahun 1994 setelah mereka berhasil melakukan beberapa pameran secara sukses.


Core Arts sekarang dikenal sebagai pemimpin yang inovatif dalam kreativitas kesehatan mental, keragaman budaya dan wirausaha sosial. Dengan tidak ada agenda analisis atau klinis, program terus berkembang dengan berfokus pada apa yang dapat dicapai, mendukung anggota untuk meningkatkan kapasitas mereka untuk inovasi dan pembelajaran, pemecahan masalah, kepercayaan diri dan keterampilan kepemimpinan. Core Arts dijalankan oleh profesional, penulis seniman dan musisi dari kalangan mereka sendiri, sehingga tercipta suasana menarik, asli, saling belajar dan berbagi pengalaman.

Friday, February 25, 2011

Menganggur itu suatu kemewahan dan kenyamanan

Lho kok bisa? Menganggur kok dikatakan suatu kemewahan dan kenyamanan!

Menganggur memang suatu kemewahan. Orang miskin yang merasa lapar dan tidak lagi ada yang bisa dimakan dirumah akan keluar rumah untuk mencari makan. Baik dengan bekerja atau meminta-minta. Pokoknya, mereka tidak akan mau mati kelaparan dengan berdiam diri saja.  Artinya, hanya orang orang yang tidak miskin yang bisa mempunyai sebuah kemewahan dengan menjadi penganggur. Coba perhatikan para penganggur yang ada disekitar kita, pasti mereka masih bisa makan 2-3 kali sehari. Bisa makan tanpa bersusah payah dengan bekerja adalah suatu kemewahan.

Menganggur juga suatu kenyamanan. Bila kita tidak merasa nyaman, kita akan berusaha menghilangkan ketidak nyamanan tersebut. Sebagai contoh, bila anda kepanasan, pasti anda akan berusaha untuk menghilangkan ketidak-nyamanan tersebut. Misalnya dengan berteduh, mengipasi tubuh dengan koran, membuka baju, dll.

Mengapa para penganggur lebih memilih jadi penganggur dibandingkan dengan menjadi pekerja atau jadi pengusaha? Karena dengan menjadi penganggur mereka merasa lebih nyaman dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang tersedia. Para sarjana memilih menganggur karena mereka merasa lebih nyaman sebagai sarjana penganggur dari pada bekerja yang tidak sesuai dengan keinginannnya (gaji, status sosial, dll).

Ustadz Yusuf Mansyur pernah berjualan es di terminal bis sebelum jadi ustadz yang kondang. Dari situ, sebagai akibat usahanya, terbuka jalan baginya untuk berkembang dan mendapatkan rezeki. Tanpa pengalaman menjadi penjual es di terminal, bisa jadi kita tidak akan pernah kenal dengan seorang ustadz yang getol menganjurkan sedekah.

Banyak sekali cerita tentang orang orang yang sukses yang dulunya bersusah payah membangun usahanya. Mereka merasa bahwa bekerja dengan susah payah lebih terasa nyaman dibanndingkan dengan menjadi penganggur. Namun kita hampir tidak pernah mendengar cerita tentang para penganggur yang sukses. Semakin lama menjadi penganggur, semakin kecil kemungkinannya untuk menjadi sukses.

Banyak yang  mau menjadi orang sukses seperti ustadz Yusuf Mansyur. Namun apa ada yang mau bila harus mulai dengan berjualan es di terminal dengan tanpa kepastian akan sukses nantinya?

RB Umiyah kini resmi jadi Klinik Umiyah

Sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar lokasi RB Umiyah yang lebih membutuhkan pelayanan kesehatan umum, tidak hanya pertolongan persalinan, maka RB Umiyah telah dikembangkan untuk menjadi sebuah klinik rawat inap medik dasar.

Alhamdulillah, berdasar Surat  Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo Nomor 188.4/554/2011 tentang zin Sementara Klinik Rawat Inap Pelayanan Medik Dasar Umiyah, yang ditetapkan di Purworejo pada tanggal 22 Februari 2011, maka RB Umiyah kini resmi menjadi Klinik Umiyah.

Misi Klinik Umiyah tetap sama dengan misi RB Umiyah, yaitu memberikan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas kepada masyarakat dhuafa yang membutuhkan.

Dalam waktu dekat, Klinik Umiyah juga akan mengembangkan program program kesehatan masyarakat, sehingga tidak hanya terfokus pada pelayanan kesehatan pengobatan saja. Saat ini kita sedang menggodok konsep yang tepat bagi lembaga swasta sosial non profit seperti Klinik Umiyah dalam pemberian pelayanan kesehatan masyarakat.

Pendekatan radikal dalam mengentaskan gelandangan ?

Ternyata masalah gelandangan tidak hanya monopoli negara berkembang seperti Indonesia. Di Amerika, negara yang jauh lebih kaya dari Indonesia, masalah gelandangan juga merupakan salah satu masalah besar.

Bagusnya,  di Amerika tidak hanya pemerintah yang tergerak untuk mengatasi masalah gelandangan. Individu dan organisasi nirlaba banyak yang terjun membantu memecahkan masalah gelandangan ini. Salah satunya adalah organisasi nirlaba bernama Community Housing Partnership  yang websitenya bisa dikunjungi di http://www.chp-sf.org/about_history_formation.html

Pada tahun 1988 sebuah study berjudul Transitional Housing: the next step yang dilakukan oleh Paul Boden, Joe Wilson, Greg Francis dan  Laura Ware dari  the Coalition on Homelessness merekomendasikan agar pemerintah merubah kebijakan dalam penanganan perumahan bagi gelandangan. Mereka menyarankan agar, dari pada menyediakan rumah singgah sementara, pemerintah sebaiknya menyediakan perumahan murah permanen bagi mereka. Pendekatan ini dianggap radikal pada waktu itu. Saya kira, saat inipun, pendekatan tersebut masih dianggap radikal.

Pada tahun 1989 rekomendasi hasil studi tersebut disetujui untuk diterapkan di kota San Fransisco oleh walikota San Fransisco waktu itu, Art Agnos. Namun kebijakan baru tersebut baru benar benar dilaksanakan setelah ada kejadian gempa bumi yang menyebabkan banyak bangunan, termasuk beberapa hotel, menjadi rusak dan tidak layak huni lagi. Dari situ kemudian lahirlah Community Housing Partnership di kota San Fransisco.

Community Housing Partnership menciptakan, melaksanakan dan menunjukkan cara memecahkan masalah gelandangan dengan cara bermitra dengan masyarakat di kota San Fransisco. CHP membangun dan mengoperasikan perumahan permanen yang berkualitas dengan harga murah, menggabungkannya dengan pelayanan pendukung, pelatihan kerja dan pengorganisasian masyarakat. Mereka berupaya memutuskan rantai gelandangan dengan memperkuat masyarakat, meningkatkan daya juang dan melibatkan penghuni dalam setiap aspek organisasi.
Sasaran dari CHP adalah:
  • Membangun dan mengoperasikan perumahan murah dengan pelayanan pendukungnya.
  • Bermitra dengan penghuni sehingga lebih dari 97% dari mereka tetap tinggal dan memanfaatkan rumah tersebut.
  • Membuat program penempatan kerja sehingga 75% penghuni yang mencari kerja bisa mendapatkannya.
  • Menawarkan perumahan kepada hampir semua orang yang memenuhi persyaratan
  • Merekrut pegawai sehingga lebih dari 50% staf adalah bekas gelandangan
  • Meningkatkan kepemimpinan dengan melibatkan penghuni dan staf dalam semua aspek program CHP
  • Mengorganisasikan penghuni, staf dan masyarakat untuk mendukung program untuk mengakhiri permasalahan gelandangan.
Di Indonesia, jangankan gelandangan, orang biasa saja banyak yang tidak punya rumah. Apakah mungkin kita meniru CHP di Indonesia?
Saya kira, kalau pemerintah mau menyediakan tanah saja buat mereka, para gelandangan akan mampu membuat rumahnya sendiri. Tentunya secara bertahap. Namun, apa yang bukan gelandangan tidak akan iri dan juga minta tanah? Pembaca punya ide?

Thursday, February 24, 2011

David, berhasil keluar dari jurang kemiskinan.

Pada tahun 2008, ada sekitar 12.000 gelandangan di negara bagian Kalifornia, Amerika Serikat. David (bukan nama sebenarnya) pernah menjadi salah satu diantaranya.

David  ingat ketika dia masih berumur 14 tahun di tahun 1979. Saat itu dia sedang naik mobil bersama ayahnya (di Amerika, hampir semua orang punya mobil dan harganya relatif murah) dan melewati seorang gelandangan yang membawa gerobak berisi barang miliknya. Ayahnya berkata:" Apa yang akan kamu  lakukan dalam hidupmu? Apakah kamu punya rencana?". Ayahnya melanjutkan: "Tanpa mempunyai rencana apa yang akan kamu lakukan dalam hidupmu, kamu akan bisa menjadi gelandangan seperti itu".

David saat itu tidak punya rencana mengenai apa yang akan dilakukan dalam hidupnya. Oleh karena itu, selepas SMU dia kemudian mulai mengisap marijuana dan memakai Kokain. Dia menjadi kecanduan dan  masalah mulai menjerat hidupnya. Mulanya dia menipu keluarganya dan mencuri barang barang milik mereka. Setelah itu, penipuannya melebar ke orang orang lain yang mempercayainya. Akhirnya, dia mulai hidup mengelandang dari satu kota ke kota lain. Kadang selama beberapa bulan dia harus masuk penjara karena melakukan kejahatan untuk membiayai kebiasaannya mengkonsumsi narkoba.

Pada tahun 2003, setelah beberapa tahun hidup tidak menentu dan menggelandang, David mulai jenuh dengan gaya hidupnya. Dia merasa bahwa bahwa saat itu dia sudah berada didasar jurang kemiskinan. Dia tidak punya apa apa. Akhirnya David mendatangi Community Housing Partnership di kota San Fransisco, Kalifornia. Community Housing partnership merupakan sebuah organisasi nirlaba yang menyediakan perumahan dengan sewa murah, memberikan pelatihan kerja, bimbingan dan konseling, dan membantu mencarikan pekerjaan bagi bekas gelandangan dan pecandu narkoba.

Setelah beberapa lama tinggal di perumahan milik Community Housing Partnership dan mendapat pekerjaan tetap, kini David bisa bekerja dan hidup mandiri.

Community Housing Partnership merupakan salah satu organisasi nirlaba yang mendapat sumbangan dari The Robert  Enterprise Development Fund (REDF), sebuah organisasi sosial yang mendanai dan meberikan bantuan teknis bagi wirausaha sosial.  Websitenya bisa dikunjungi di  http://www.redf.org/about-redf .

Wednesday, February 23, 2011

One Acre Funds, bisa melakukan yang tidak bisa dilakukan pemerintah.

Ketika melakukan internship di Kenya pada tahun 2005, Andrew Youn melihat kemiskinan yang melilit para petani Kenya. Sebagai akibatnya, banyak anak anak yang tidak sempat menikmati ulang tahunnya yang kelima. Dia tergerak untuk melakukan sesuatu dengan membantu para petani keluar dari lubang kemiskinan.

Pada tahun berikutnya dia berhasil mendirikan One Acre Fund , sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan membantu petani Afrika keluar dari kemiskinan (http://www.oneacrefund.org/about_us/history ). Pada tahun pertamanya beroperasi, Februari 2006, mereka mulai dengan membantu sebuah kelompok tani (self help group) yang beranggotakan 38 petani di wilayah Bungoma, Kenya. Ternyata kegiatan tersebut mampu menarik para donator untuk membantu.
 
Pada tahun 2006, One Acre Fund mendapat dana hibah modal awal (start up fund) untuk mengembangkan usahanya dari Levy Center fo Enterpreneurship, Kelog School of Management. Andrew Youn juga mendapat echoing green fellowship berupa biaya hidup selama dua tahun sehingga dia bisa menangani One Acre Fund secara penuh. 
 
Pada bulan Agustus 2006, One Acre Fund melaporkan hasil kerja 6 bulan pertamanya. Ternyata hasil panen petani yang mereka bantu meningkat  4 kali lipat dan para petani tersebut mampu membayar kembali 98% dari dana pinjaman. Sukses tersebut kemudian menarik lebih banyak dana hibah ( $300,000 dari Draper Richard Foundation pada tahun 2007, Mulago Social Investment, David Weekley Family Foundation dan Jasmine Charitable Trust) sehingga One Acre Fund mampu memperluas cakupan bantuannya. Pada tahun 2008, mereka sudah mampu membantu melayani 4000 keluarga petani. Dengan tambahan dana hibah dari Skoll Foundation dan Pershing Square Foundation, pada tahun 2010 mereka mampu membantu 30.000 keluarga petani. 
 
Pelayanan One Acre Fund membantu petani dengan menyediakan sebuah paket pelayanan yang mencakup: pembentukan kelompok tani, pelatihan pertanian, bantuan benih dan pupuk, pembayaran secara luwes (penjualan atau pinjaman), akses ke pasar. One Acre Fund tidak memberikan barang/uang secara gratis. Kelihatannya intervensi yang mereka lakukan tidak istimewa, tapi karena semua intervensi itu dalam satu paket, maka dampaknya dalam membantu petani menjadi kelihatan.

One Acre Fund mampu berkembang karena mereka memberikan pelayanan dengan prinsip sebagai berikut:
  • Rendah hati. Staf One Acre Fund terjun ke sawah dan berlepotan lumpur agar bisa membantu petani.
  • Kerja keras. One Acre Fund memberi pelayanan secara profesional dengan kualitas kelas dunia.
  • Perbaikan terus menerus setiap musim. One Acre Fund selalu belajar dan memperbaiki diri.
  • Keluarga para pemimpin (Family of Leaders). One Acre Fund memperkerjakan tenaga manajer profesional dan pemimpin 9leaders) dan memberikan kepada mereka jenjang karier jangka panjang dan memperlakukan mereka sebagai sebuah keluarga besar.
  • Bermimpi besar (dreaming big). Mereka bercita-cita untuk memberikan pelayanan kepada berjuta-juta keluarga petani. Mereka mengembangkan ide untuk bisa memecahkan setiap permasalahan yang ada.
  • Integritas. Mereka benar benar melakukan apa yang mereka ucapkan.
Di Indonesia, semua intervensi tersebut kelihatannya sudah dilakukan oleh pemerintah. Hanya saja, sepertinya tidak dikelola secara terpadu (penyuluhan dilakukan oleh unit tertentu, bibit oleh organisasi lain lagi, dst). Diantara satu unit dengan unit lainnya tidak ada kerja sama yang baik. hasilnya, ya kita tidak bisa swasembada pangan.

Satu prinsip yang menarik bagi saya, yaitu bermimpi besar (dreaming big). Untuk diri sendir1, saya berani bermimpi besar (sekolah di Amerika),  dan alhamdulillah bisa terlaksana. Beranikah saya bermimpi besar untuk RB Umiyah?

Tuesday, February 22, 2011

5 Keanehan Perusahaan Roti Greyston

Perusahaan Roti Greyston bukanlah sebuah perusahaan roti biasa. Perusahaan roti tersebut didirikan pada tahun 1982 oleh sebuah group meditasi Zen Budhist yang dipimpin oleh Bernard Tetsugen Glassman, bekas insinyur aerospace yang mempunyai visi yang tajam.  Group meditasi tersebut meminjam dana sekitar Rp 3 milyard rupiah dan mendirikan perusahaan roti di daerah Bronx, New York yang banyak dihuni masyarakat miskin.
Sebagai sebuah perusahaan, Greyston Bakery tetap harus mencari untung. Meskipun demikian, ada 5 hal yang membuat Perusahaan Roti Greyston menjadi sebuah perusahaan yang luar biasa.
  1. Motto Perusahaan Greyston adalah "bukan memperkerjakan orang untuk membuat roti, tapi membuat roti agar bisa memperkerjakan orang". Perusahaan Greyston melatih, menolong dan memperkerjakan masyarakat sekitar yang miskin agar bisa hidup layak dan berguna bagi masyarakatnya.
  2. Resep masakan buatan Greyston bisa anda dapatkan di website mereka. Tidak ada rahasia perusahaan. Meskipun demikian, masyarakat tetap membeli roti dari Greyston. Bahkan produk roti Greyston mengisi berbagai restaurant kelas atas di New York.
  3. Keuntungan perusahaan tidak untuk memperkaya para pendirinya. Keuntungan perusahaan dipakai untuk membiayai kegiatan amalnya yang dikelola melalui Greyston Foundation. Diantara kegiatan amalnya adalah mereka membuat perumahan murah yang disewakan kepada para bekas gelandangan, pelayanan kesehatan murah untuk penderita HIV, dan penitipan anak.
  4. Greyston Bakery memperkerjakan orang dari masyarakat sekitar tanpa memandang riwayat hidupnya. Para pegawai dididik dan dikembangkan sesuai dengan "jalan hidup" masing masing. Rodney, bekas kriminal yang berpenghasilan puluhan juta rupiah per minggunya dengan menjual narkoba, yang insyaf karena memikirkan keluarganya, mula mula bekerja sebagai tenaga kasar di ranking paling bawah. Dalam waktu 10 tahun, dia bisa mencapai posisi manajer produksi.
  5. Perusahaan Roti Greyston berusaha dengan keras agar bisa tetap untung. Tujuannya agar mereka tetap bisa memberikan pekerjaan kepada masyarakat sekitar yang miskin dan agar bisa membiayai kegiatan amalnya
Bagaimana pendapat anda tentang Greston Bakery?  Hebat ya !?

Gaji Satu Hari Dalam Setahun?

Di Amerika Serikat ada sebuah organisasi sosial nirlaba yang bernama One Day's Wage . Organisasi tersebut didirikan oleh Minhee and Eugene Choo pada tahun 2009 dengan menyumbangkan gaji mereka selama setahun sebesar $68,000 (sekitar Rp 600 juta). Dalam kurun 5 tahun kedepan, Eugene dan Minhee Choo juga telah berjanji untuk menyumbangkan gaji setahun mereka sebesar $ 100,000 (sekitar Rp 900 juta) ke organisasi nirlaba yang mereka didirikan. Dengan kata lain, Eugene dan Minhee Choo akan menyumbangkan seperlima gaji setahun selama 5 tahun ke depan.

Organisasi One Day's Wage mengajak orang untuk menyumbangkan satu hari gaji dalam setahun (0.4% gaji setahun) atau berapapun yang orang ingin sumbangkan. One day's wage akan 100% menyalurkannnya untuk membiayai kegiatan sosial. Mereka memfokuskan bantuan dananya untuk membiayai pengentasan kemiskinan atau pelayanan kepada penduduk miskin di bidang : perdagangan perempuan, sarana air minum dan jamban, pendidikan, kesehatan ibu dan anak, kesehatan dan gizi, krisis HIV/AIDS, panti asuhan, dan masalah kesehatan lainnya.

Gaji satu hari dalam setahun bagi seseorang sebenarnya tidak berarti banyak. Namun bila banyak orang bersedia menyumbangkan gaji satu hari dalam setahunnya, cukup banyak hal bisa dilakukan.

Dalam perjalalanannya One Day's Wage juga mendapat dukungan dari artis dan penyayi, seperti: Tress Bundy, Jess Lambert, the Courage, the Tasteful Nudes, dll. Selain itu, beberapa perusahaan juga telah bergabung sebagai mitra, seperti: perusahaan botol MiiR yang berjanji akan menyumbangkan $ 1 pada setiap pembelian 1 botol kemasan Miir.

Apakah anda tertarik untuk mendirikan organisasi serupa di Indonesia? Tentunya anda harus berani  menyumbangkan sebagian gaji anda juga. Tidak hanya meminta orang lain melakukan sesuatu yang anda sendiri tidak mau melakukannya.

Monday, February 21, 2011

Perlu dana hibah untuk kegiatan sosial?

Sebenarnya dana atau uang yang beredar di dunia ini sangat banyak sekali. Termasuk juga dana hibah tanpa ikatan untuk kegiatan sosial. Masalahnya, kita sering tidak punya magnit untuk menariknya.

Kebetulan saya baru saja membaca sebuah website dari organisasi One Day Wage yang salah satu misinya adalah membiayai LSM atau community based organization. Kalau berminat silahkan kunjungi websitenya di  http://www.onedayswages.org/partners/grants-and-applications.

Saya ingin mengirim juga permintaan dana hibah untuk membiayai salah satu kegiatan RB Umiyah. Daripada saya simpan terus lupa, lebih baik saya posting saja di blog ini. Siapa tahu ada pembaca yang mau mencoba mengirim permintaan bantuan juga.

Selamat mencoba

Sunday, February 20, 2011

Alhamdulillah kini Nurcholil dirawat di RB Umiyah

Tadi pagi Nurcholil sudah dibawa ke RSU Purworejo. Ternyata perlu usaha khusus untuk membawanya ke RSU. Rumahnya diatas perbukitan. Mobil sulit menjangkau rumahnya. Nurcholil tidak bisa jalan kaki sendiri dan juga tidak bisa dibawa pakai sepeda motor, sehingga mobil jip perlu didorong 6 orang dan diganjal batu untuk bisa mencapai rumahnya.

Di RSU Nurcholil sudah diperiksa dua dokter spesialis dan diberi obat. Biaya periksa  dokter spesialis sebenarnya tidak mahal, hanya Rp 17,500 per orang. Biaya untuk menebus obat sebesar Rp 45,000. Biaya untuk membawanya ke RSU lebih memakan banyak biaya. Meskipun hanya Rp 35,000 untuk periksa, kelihatannya ibunya Nurcholil juga tidak punya.  Kata dokter Nurcholil perlu physioterapi

Alhamdulillah kini Nurcholil dirawat di RB Umiyah karena perlu fisioterapi dan penambahan gizi. Ibunya selalu menemani dengan setia. "Kulo manut mawon (saya menurut saja)" katanya. Sebuah ungkapan kepasrahan.

Pertolongan kepada Nurcholil bisa terlaksana berkat upayanya dzikir semalaman dan sedekah para dermawan. Semoga semuanya mendapat berkah. Nurcholil bisa sembuh seperti sediakala dan para dermawan mendapat balasan berlipat ganda dari Allah swt. Amin.

Ilmu tentang sedekah (The science of giving)-4

Katya Andersen dalam blognya http://www.nonprofitmarketingblog.com/ mengupas beberapa hal hal yang penting kita ketahui dalam kaitannya dengan sedekah. Katya mengutipnya dari sebuah buku The Science of Giving.

Beberapa hal yang perlu anda ketahui, khususnya bila anda bergerak didalam kegiatan sosial yang memerlukan dukungan dana dari orang lain:
  1. Orang biasanya mau menyumbang lebih bila sumbangan tersebut dipakai untuk menolong orang yang dia kenal, orang yang mempunyai banyak kemiripan atau mempunyai kaitan tertentu (misalnya: sama sama alumni satu sekolah, teman satu kampung, dll).
  2. Bila jumlah korban terlalu banyak, besarnya sumbangan lebih kecil dibandingkan bila korbannya hanya beberapa orang. Ternyat menurut penelitian 'singularity effect" berperan sangat kuat".
  3. Orang lebih mudah simpati kepada orang orang yang dekat (keluarga, sahabat, kenalan). Ha ini sesuai dengan Al Quran agar urutan sedekah sebaiknya dimulai kepada orang tua, saudara, kaum kerabat, baru kepada fakir miskin. Jarak dengan tempat tinggal kita juga berpengaruh. Orang lebih mudah memberi sedekah kepada orang yang tinggal satu kota dibandingkan dengan orang yang tinggalnya jauh dari tempat tinggal kita.
  4. Kita juga lebih mudah menolong atau menyumbang bila penyebabnya adalah sesuatu yang memang ingin kita tolong. Ada orang yang cenderung menyumbang karena masalah kecanduan obat bius, namun ada juga yang senang menyumbang masalah yang terkait dengan kemiskinan, bisa juga kepada yatim piatu, dll. Bila kita simpati dengan masalah yatim piatu maka kita akan lebih mudah menyumbang ke panti asuhan.
Apa implikasi bagi yayasan sosial dalam penggalanagan dana:
  1. Kita harus mencoba sebisa mungkin untuk mengkaitkan permintaan sumbangan dengan kebutuhan seseorang yang terkait dengan calon penyumbang.
  2. Hentikan presentasi soal data dan statistik. Lebih baik bila kita bisa menyampaikan kisah nyata dan pendapat pribadi/pernyataan dari orang orang yang kita tolong.
  3. Gunakan media sosial (FB, twitter, dll) untuk mendapat dukungan. Minta agar teman anda meminta kepada temannya untuk mendukung yayasan sosial anda.
Semoga bermanfaat.

Susahnya bila kita sedikit diatas garis kemiskinan

Bu Yayan bukan keluarga mampu. Tidak juga miskin untuk ukuran Indonesia. Buktinya, bu Yayan dia tidak mempunyai atau tidak berhak mendapat kartu jamkesmas. Kartu sakti yang bisa membuat pelayanan kesehatan menjadi gratis.

Ketika hamil pada kehamilannya yang ke 4, bidan di desanya di kecamatan Banyuurip, Purworejo menganjurkan agar dia melahirkan di RSU milik pemerintah saja karena diperkirakan akan ada penyulit. Bu Yayan menolak karena takut akan konsekuensi biayanya.

Akhirnya dia datang ke RB Umiyah dan melahirkan anak ke 4 nya disana. Memang terjadi sebuah penyulit, yaitu perdarahan setelah 1,5 jam melahirkan (perdarahan post-partum). Alhamdulillah, masalah tersebut dapat teratasi. Ibu dan bayinya bisa selamat.

Bu Yayan tinggal cukup jauh dari lokasi RB Umiyah. Tempat inggal Bu Yayan berada disisi kota yang berbeda dari lokasi RB. Ini berarti bahwa keberadaan RB Umiyah mulai dikenal oleh masyarakat dhuafa yang tinggal cukup jauh dari lokasi RB Umiyah. Alhamdulillah, semoga keberadaan RB Umiyah semakin berkah. Amin

Pertolongan persalinan kepada bu Yayan hanya bisa terlaksana karena doa para dhuafa dan sumbangan para dermawan.

Saturday, February 19, 2011

Perbedaan Dambisa Moyo dengan Sri Mulyani

Coba tebak, siapa wanita tersebut? Bintang film? Bukan! Foto disamping adalah foto Dambisa Moyo

 Dambisa Moyo adalah seorang perempuan ahli ekonomi, kelahiran Zambia, punya gelar MBA dari Harvard dan PhD dari Oxford. Penampilannya tidak kalah dari bintang film. Dia punya apartment di London dan New York dan menjadi Boards of Barclay Banks. Dia juga sering diundang untuk memberi presentasi dalam seminar internasional dan forum ekonomi bergengsi, seperti pertemuauan di Davos, Bilderberg dan Aspen.

Belum lama ini dia menulis sebuah buku yang banyak membuat orang Barat mengerinyitkan dahi: How the West Was Lost: Fifty Years of Economic Folly and the Stark Choices Ahead. Sebelumnya dia dia juga telah menulis buku Dead Aids: Why Aid is Not Working and How There is a Better Way for Africa.

Dalam artikelnya yang dimuat di Wall Street Journal pada tahun 2009 dengan judul Why Foreign Aids is Hurting Africa, Dambisa Moyo menyampaikan beberapa kritik terhadap bantuan asing yang mengalir ke Afrika. Beberapa diantaranya adalah:
  1. Sejak beberapa dekade lalu hingga sekarang, Barat telah mengucurkan lebih dari 1 triliun dolar bantuan asing ke Afrika. Namun rata rata pendapatan penduduk Afrika saat ini malahan lebih rendah dibandingkan pendapatan mereka di tahun 1970an. Lebih dari 50% penduduk Afrika hidup dengan penghasilan dibawah $1 per hari. Jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan telah meningkat menjadi hampir dua kali lipat sejak tahun 1970an.
  2. Meskipun sudah ada kampanye penghapusan atau pengurangan hutang bagi Afrika sejak tahun 1990an, setiap tahun negara Afrika harus membayar hutang sebesar $20 milyard.
  3. Bantuan asing mendorong terjadinya kelebihan likuiditas, yang untuk mengatasinya pemerintah harus mengeluarkan biaya yang tidak kecil. Sebagai contoh, Uganda harus mengeluarkan biayar $110 juta per tahunnya untuk membiayai bonds dalam rangka mengatasi inflasi akibat mengalirnya bantuan asing.
  4. Bantuan asing telah mematikan industri lokal. Sebagai contoh: kelambu anti nyamuk yang diberikan gratis telah mematikan industri kelambu lokal yang mampu menyediakan lapangan kerja bagi penduduk lokal. Begitu pula halnya dengan bantuan pangan.
  5. Bantuan asing telah menyuburkan korupsi dan membuat penguasa yang tidak becus bisa tetap berkuasa.
  6. Bantuan asing telah memperlambat pertumbuhan ekonomi, menyebabkan ketergantuan pada bantuan asing dan menjadikan Afrika bukan tempat aman bagi penanaman modal asing.
Soal siapa Sri Mulyani, pembaca mestinya lebih tahu

5 Cara mengalahkan setan bakhil

Memang ada setan bakhil? ada ! Setan bakhil adalah setan yang menghalangi kita membayar zakat atau memberi sedekah. Bila kita melihat ada pengemis, maka setan bakhil mulai bereaksi. Setan bakhil akan bilang: pengemis adalah orang malas, dalam sehari pengemis bisa mendapat sedekah lebih besar dari penghasilan tukang ojek yang kerja keras, dan banyak alasan lainnya yang membuat kita tidak jadi memberi sedekah.

Bagaimana cara mengalahkan setan bakhil? Setidaknya ada 5 langkah yang perlu dicoba

  1. Baca artikel tentang manfaat sedekah dan pengalaman dari orang orang yang rajin bersedekah. Misalnya kunjungi testimoni uswatun khasanah dari wisata hati di http://www.wisatahati.com/modul.php?flmodul=content_testimoni_title. Apa yang bisa anda pelajari? Pertama bahwa manfaat sedekah tidak hanya kepada si penerima sedekah, ternyata ada juga manfaat bagi sipemberi sedekah. Kedua bahwa sedekah bisa dilakukan tanpa perlu menunggu kaya. Ketiga, sedekah harus ikhlas karena Allah semata.
  2. Potong langsung 2,5% dari setiap uang (gaji, bonus, hadiah, keuntungan, dll) yang anda terima dan masukkan kedalam amplop khusus. Uang tersebut hanya boleh dipakai untuk zakat dan sedekah. Dengan adanya uang sedekah yang selalu tersedia, maka kegiatan sedekah atau membayar zakat akan menjadi lebih mudah dilaksanakan. Selain itu, dengan memotong langsung 2,5% tidak akan terasa berat. Apalagi bila hal tersebut sudah menjadi kebiasaan.
  3. Kurangi jalan jalan ke mall atau toko dan ganti dengan menengok orang sakit (apalagi yang dirawat di kelas 3), mengunjungi tetangga yang lebih lemah kemampuan eknominya, datangi panti asuhan, dan berbagai kegiatan amal lainnya.
  4. Mulai memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan. Dengan urutan mulai dari orang tua, saudara sekandung, saudara dekat, saudara jauh, tetangga, orang miskin dan musafir. Bila semua saudara kita hidup berkecukupan, bantulah tetangga yang memerlukan atau panti asuhan terdekat
  5. Perbanyak bergaul dengan orang orang sholeh, datangi pengajian dan majlis taklim.
Selamat mencoba


Mengapa perilaku kita sulit berubah?

Saya kira hampir semua perokok tahu bahaya merokok. Namun mereka masih saja terus merokok. Mengapa?

Menurut Chip dan Dan Heath dalam bukunya Switch karena diotak manusia ada otak rasional dan otak emosional. Otak rasional bilang bahwa rokok itu merusak kesehatan. Dilain pihak otak emosional masih ingin menikmati asap rokok.  Tergantung mana yang lebih kuat, otak rasional atau otak emosional.

Pada sebagian besar orang, otak rasional lebih kuat dibandingkan otak emosional. Sayangnya, otak rasional kalah stamina dibandingkan otak emosional. Otak rasional, dalam jangka panjang sering kalah oleh otak emosional. Dalam kasus rokok misalnya, banyak perokok yang sudah pernah mencoba berhenti merokok. Mereka tahan tidak merokok dalam beberapa jam atau hari. Setelah itu, otak emosionalnya menang dibandingkan otak rasionalnya. Mereka kembali merokok.

Merokok terkait erat dengan otak emosional. Oleh karena itu, semua iklan rokok tidak pernah berusaha menggarap wilayah rasional. Iklan rokok selalu menggarap wilayah otak emosional. Iklan rokok biasanya mengasosiasikan merokok dengan kehidupan modern, gaya hidup jantan, merokok dapat mendorong munculnya ide segar dan keberanian, dan lain lain.

Kalau begitu, apa yang harus dilakukan agar orang lebih mudah berubah?   Rubah lingkungannya!.

Dalam lingkungan yang berbeda, orang akan berperilaku berbeda. Dalam sebuah penelitian, kepada para penonton bisokop diberikan popocorn dalam jumlah yang berbeda secara gratis. Ternyata, penonton yang mendapat popocorn dalam jumlah besar cenderung lebih banyak memakan popocorn dibandingkan penonton yang mendapat popocorn dalam jumlah sedikit.

Dalam kasus merokok, maka strategi yang dipakai oleh WHO adalah dengan mengubah lingkungan para perokok. Misalnya: melarang merokok di tempat umum, menaikkan cukai rokok sehingga rokok jadi lebih mahal, melarang iklan/sponsor rokok, menyediakan klinik berhenti merokok, kampanye anti rokok dengan menggarap otak rasionalnya, dll.

Kalau begitu, strategi apa yang perlu diterapkan untuk mendorong orang Indonesia gemar sedekah?

Ketika Nur Kholil berdzikir semalaman

Nur Kholil, tinggal bersama ibunya yang sudah janda. Dia sedang sakit, kakinya bengkak dan badannya lemas. Dia tidak mampu bekerja mencari uang.

Mereka miskin sehingga jangankan untuk berobat, buat makan sehari-hari saja susah.

Semalaman Nur Kholil berdzikir memohon kepada Allah agar penyakitnya bisa segera sembuh. Dia ingin kembali bekerja, dia tidak ingin lagi membebani  ibunya yang sudah menua.

Alhamdulillah, pertolongan Allah datang. Dia menggerakkan hamba-Nya untuk mendatangi Nur Kholil dan ibunya. Insya Allah, senin besok dia akan dibawa berobat ke rumah sakit umum Saras Husada, Purworejo.

Masih sangat banyak orang yang bernasib seperti Nur Kholil. Kemarin malam dia berdzikir karena meminta kesembuhan. Insya Allah, karena uluran tangan anda, dalam waktu dekat Nur Kholil akan berdzikir semalaman. Namun dengan alasan berbeda.  Dzikir berikutnya adalah sebagai ungkapan syukur atas kesembuhannya. Insya Allah

Do Something.Org

Banyak cara untuk tidak melakukan atau menunda-nunda sesuatu pekerjaan/kegiatan. Kalau di pemerintahan, sebelum melakukan sesuatu maka dibuat dulu Tim Pengarah dan Tim Pelaksana. Padahal untuk membentuk tim diperlukan waktu 1-2 minggu. Biasanya, setelah Tim terbentuk, maka dimulai dengan rapat rapat persiapan, dll. Kegiatan intinya baru akan terlaksana, beberapa bulan kemudian. Bagus kalau kemudian benar benar dilaksanakan.

Pada tingkat individu, juga banyak cara untuk menunda. Termasuk menunda dalam beramal soleh. Misalnya, ada yang mau menyumbang tetapi menunggu rapat alumni dulu. Katanya para alumni mau didorong untuk menyumbang kekota kampung halamannya. Padahal, rapat almuni belum tentu terlaksana setahun sekali.

Ada juga teman, karena tidak terlatih, tidak tahu  amal sholeh apa yang harus dilakukan.

Di Amerika Serikat ada organisasi nirlaba bernama Do Something. Websitenya bisa dikunjungi di http://www.dosomething.org/. Do Something mendorong para remaja untuk melakukan kegiatan sosial. Baik kegiatan sosial perorangan maupun kelompok. Bahkan Do Something juga menyediakan dana hibah untuk membiayai kegiatan amal bagi remaja.

Do Something juga memberikan ide jenis jenis kegiatan sosial yang bisa dilakukan oleh individu maupun kelompok remaja. Misalnya, untuk kegiatan sosial perseorangan/individu, yang bertujuan mengurangi kemiskinan, maka Do Something memberikan contoh kegiatan sebagai berikut:
  1. Mengumpulkan celana jean dan menyumbangkan ke anak anak muda  jalanan atau gelandangan muda. Para gelandangan muda di AS senang memakai celana jean.
  2. Membuat tulisan tentang kemiskinan dan kelaparan di wilayah anda di koran lokal atau di majalah dinding sekolah.
  3. Membuat poster penyuluhan masalah kemiskinan atau kekurangan pangan
  4. Mengumpulkan barang barang bekas layak pakai dan sumbangkan hasilnya untuk kegiatan sosial.
  5. Mengumpulkan beras, satu mangkok per keluarga, dan sumbangkan ke panti asuhan atau keluarga miskin di wilayah anda (maaf, ini ide saya).
Jadi !? Lakukan saja sesuatu, sebisanya dan semampunya, tapi dengan penuh semangat dan ikhlas.

Friday, February 18, 2011

Membuat bangga orang tua

Kemarin adalah hari ulang tahun ibu saya. Kebetulan hari ini saya temukan sebuah artikel menarik dari Zaenal Abidin dalam blognya http://jay-ideas.blogspot.com/. Artikel dibawah adalah copy-an dari artikel tersebut. Semoga bermanfaat.

Dalam perjalanan pulang dari Medan, saya berkenalan dengan seorang ibu yang usianya sudah cukup lanjut. Dalam perkiraan saya, umurnya sudah lebih dari 60 tahun. Tujuannya ke Jakarta, kemudian pindah pesawat menuju Denpasar dan berakhir di Melbourne, Australia. Beliau ingin menghadiri wisuda anaknya di Melbourne University.




Tentu saja banyak pertanyaan di hati saya. Seharusnya, beliau tidak berangkat sendiri. Kemana suaminya? Tega sekali membiarkan istrinya pergi sendirian ke luar negeri. Kemana juga anak-anaknya? Betapa teganya membiarkan seorang ibu yang sudah tidak muda lagi, ke luar negeri tanpa ditemani. Seperti mengetahui apa yang saya pikirkan, beliau bercerita panjang lebar tentang kisah kehidupannya.



Beliau adalah ibu dari tujuh orang anak. Sekeluarga, mereka tinggal di Simalungun, Sumatera Utara. Tempat tinggalnya, sebuah rumah sempit, yang disesaki oleh delapan manusia. Yang sekolah di Australia, adalah anak bungsunya. Suaminya meninggal dunia, ketika anak-anaknya masih kecil. yang tertua baru berumur 11 tahun. Beliau membesarkan anak-anaknya dalam kondisi sulit. Dan, beliau adalah salah satu orang beruntung yang pernah saya temui. 6 dari tujuh anaknya, adalah sarjana. Yang bungsu, sudah MBA dari Melbourne University. Anak kedua, seorang dokter spesialis bedah, sekaligus salah satu pejabat di lingkungan Pemda Sumatera Utara. Anak pertama tidak sarjana. Si sulung, berprofesi sebagai petani. Anak-anak yang lain, tidak terlalu jelas diceritakan, tetapi yang pasti, mereka semua sarjana. Ada sarjana teknik sipil, ada yang perminyakan. Intinya, beliau bisa disebut sebagai orang yang sukses mendidik anak-anaknya.



Ada satu pertanyaan nakal yang saya ajukan. Mendengar cerita itu, saya menebak bahwa beliau begitu bangga dengan keberhasilan anak-anaknya. Dan dugaan saya, anak yang paling beliau banggakan adalah anak kedua. Seorang dokter bedah sekaligus pejabat di pemerintahan.



Beliau menggeleng. Bukan, katanya. Anak yang paling beliau banggakan justru anak pertama, yang sampai kini masih jadi petani di Simalungun sana. Mengapa? Karena atas pengorbanan anak sulung inilah, anak kedua sampai ketujuh bisa sekolah tinggi. Biaya sekolah mereka, sebagian besar berasal dari jerih payahnya sebagai petani. Kalau saja si sulung tidak berkorban, meninggalkan bangku sekolah dan memilih bekerja sebagai petani setelah sang ayah meninggal, bisa jadi kehidupan kami sekarang tidak bergeser jauh dari kondisi dahulu, kenang beliau.



* * * * *



Di Padang, saya mendapatkan cerita yang nyaris serupa. Bedanya, saya mendengarnya bukan dari tangan pertama. Saya mendengarnya dari bapak Basril Djabbar, Pemimpin Umum harian Singgalang Padang. Beliau adalah orang ketiga dari 'dinasti' Djabbar yang saya kenal. Yang pertama, almarhum Hamid Djabbar, sastrawan yang lumayan kondang di tanah air. Beliau adalah salah satu guru saya dalam menulis. Djabbar kedua adalah Rahim Djabbar. Djabbar yang ini, adalah guru saya, yang kemudian menuntun saya belajar ilmu perdagangan internasional. Atas rekomendasi beliau, dan bantuan ibu Ratna Juwita, istrinya, saya berangkat ke Australia untuk belajar lagi.

Bas adalah anak pertama dari tujuh bersaudara. Ayahnya pergi meninggalkan tujuh bersaudara itu, ketika mereka semua masih kecil-kecil. Untuk menyambung kehidupan mereka sekeluarga, sang ibu menjadi buruh cuci bagi para tetangga mereka. Hasilnya, seringkali hanya cukup untuk membeli seliter beras yang kemudian dimasak menjadi nasi. Nyaris tanpa lauk sama sekali. Sedikit merica dan garam kadang ditambahkan sebagai penambah rasa.



Bas, sebagai anak tertua, merasa terpanggil untuk mengambil tanggung jawab atas kelangsungan hidup sekaligus meningkatkan kesejahteraan hidup keluarganya. Usianya baru 12 tahun ketika itu. Tanpa izin ibunya, ia pergi ke terminal Pariaman, kota tempat tinggalnya. Tujuannya pasti. Pakan Baru. Dari selentingan kabar yang ia dengar dari para tentangganya, Pakan Baru adalah tempat di mana ia bisa mengubah nasib. Cuma satu kendala yang ia jumpai di terminal. Ia sama sekali tidak punya uang untuk membayar ongkos bus.



Dengan sisa keberanian yang dimilikinya, ia naik ke atas bus. Badannya yang kecil, memungkinkannya bersembunyi di bawah kursi bus. Beruntung, bus berangkat tanpa menunggu penuh.



Beberapa waktu, ia aman di atas bus. Sampai akhirnya, kondektur bus itu menemukannya menekuk badan di bawah kursi. terpaksa ia keluar, dan menghadapi caci-maki dan omelan sang kondektur. Puas mengomel, ujung-ujungnya sang kondektur iba melihatnya. Ia pun terus dibawa sampai ke Pakan Baru dengan satu syarat. Ongkos bus harus dibayarnya dengan mencuci bus itu sesampainya di Pakan Baru.



Puas dengan hasil kerja Bas, sopir dan kondektur itu merekomendasikan Bas sebagai pencuci mobil di pangkalan bus. Ia pun menerima upah ala kadarnya dari para sopir atau kondektur bus yang dicucinya. Ia bisa makan dari uang itu, sekaligus menyisihkan sejumlah uang untuk dikirim ke keluarganya. Menurut perhitungannya, uang yang dikumpulkan bisa membeli sekarung beras, yang cukup untuk menunjang hidup keluarganya selama 2 sampai 3 bulan.



Selalu saja ada masalah. Ia tidak tahu, bagaimana mengirim uang ke Pariaman. Ia tidak berpikir untuk pulang ke Pariaman, karena hal itu justru menguras uang yang bisa digunakan untuk yang lebih bermanfaat. Akhirnya ia datang ke sebuah pasar. Berkali-kali bertanya pada banyak orang, sampai akhirnya ia bertemu dengan salah seorang pedagang yang berasal dari Pariaman. Merasa telah menemukan orang yang dicarinya, ia menyerahkan uang yang dimilikinya pada orang itu, untuk dikirim ke ibunya di Pariaman.



Alhamdulillah, ia menemukan orang yang baik. Uang sampai ke ibunya di Pariaman. Ia terus bekerja sebagai pencuci mobil. Mengumpulkan uang hasil kerjanya, dan mengirimkan sebagian untuk ibu dan adik-adiknya. Sebagian lagi, digunakan untuk beralih usaha. Ia pernah jadi loper koran, menjadi calo jual-beli mobil, sampai akhirnya mempunyai usaha yang mapan sebagai pemilik showroom mobil. Hari ini, anak kecil berusia 12 tahun itu sudah bermetamorfosis menjadi H Basrizal Koto, salah satu saudagar besar di Sumatera Barat. Walaupun saya tidak pernah bertemu dengan ibu beliau, saya yakin, sang ibu pasti bangga pada anaknya.



Pembaca, apa yang sudah kita lakukan untuk membuat orang tua kita bangga?

Gangguan jiwa: menyerang keluarga miskin, biaya berobat Rp 3 juta/ bulan

Gangguan jiwa lebih sering menyerang keluarga miskin dibandingkan keluarga tidak miskin.

Sayangnya, biaya pengobatan yang diperlukan relatif mahal. Biaya pengobatan di rumah sakit jiwa milik pemerintah di ruang rawat kelas 3 bisa mencapai Rp 3 juta per bulannya. Biaya tersebut pasti diluar jangkauan keluarga miskin. Memang, bila anda mempunyai jamkesmas, anda bisa mendapat pelayanan gratis.

Banyak keluarga tidak mampu yang berada sedikit diatas garis kemiskinan sehingga mereka tidak berhak mendapatkan jamkesmas. Atau karena sesatu hal, mereka sebenarnya berhak mendapatkan jamkesmas, namun dalam kenyataannya tidak punya. Itu berarti, bila ada keluarganya yang harus dirawat karena terkena gangguan jiwa, dan memerlukan perawatan, mereka tidak akan mampu membawanya ke rumah sakit jiwa

Hal tersebut terjadi pada sebuah keluarga di salah satu desa di Kecamatan Gebang, Purworejo. Ibunya sudah janda, miskin dan anak laki-lakinya terkena gangguan jiwa. Sebuah keluarga di desa Ganggeng memasung adiknya yang menjadi penderita gangguan jiwa. Besarnya biaya berobat menghalangi mereka untuk pergi ke rumah sakit jiwa.

Mereka perlu uluran tangan dari sesama.

mPedigree: mengecek palsu tidaknya obat lewat sms secara GRATIS

Saya kira kita biasa dan bisa menerima adanya barang barang bermerk yang palsu. Saya kira semua orang pernah ketemu atau memakai barang bajakan: software, baju, tas wanita, CD, dll. Secara pribadi, sebagai konsumer, kita jarang mengeluh. Lebih jarang lagi kita sampai melaporkannya kepada polisi. Bahkan sebagian konsumen sengaja memilih barang bajakan, karena harganya yang lebih murah.

Namun, bagaimana dengan obat? Apakah kita mau menerima dan meminum obat palsu yang tidak ketahuan apa isinya? Bila isinya benar benar obat, bagaimana bila kadarnya lebih rendah dari yang semestinya?

Saya kira, kita semua setuju bahwa untuk obat kita ingin benar benar meminum obat asli, yang terjamin khasiatnya. Kita tidak ingin minum obat yang isinya hanya tepung, tanpa zat obat yang aktif. Padahal pemalsuan obat sangat marak di banyak negara berkembang. Diperkirakan nilai bisnis obat palsu di dunia mencapai 200 milyar dollar per hari.

Di Afrika, sebuah LSM bernama mPedigree, bekerja sama dengan asosiasi perusahaan obat dan perusahaan telephone seluler membuat sebuah sistem dimana seseorang dapat mengecek asli tidaknya sebuah obat. Cukup dengan mengetik sederet kode yang tertera di kemasan obat dan mengirimkannya lewat sms ke sebuah nomer tertentu, dalam hitungan menit mereka akan mendapat jawaban tentang keaslian obat yang mereka beli.

Sebuah cara mudah dan efektif. Apalagi saat sekarang, dimana HP tersebar sampai ke desa desa. Dengan cara tersebut, kita sebagai konsumen akan dengan mudah mendapat kepastian tentang keaslian obat yang kita minum.

Saya tidak tahu apakah sistem ini sudah diterapkan juga di Indonesia. Saya kira, asosiasi pabrik obat akan dengan senang hati bekerjasama. Dengan dukungan dana dari mereka, penyedia jasa layanan telepon sesluler juga tidak akan sulit untuk diajak bekerja sama. Tinggal tunggu seorang yang mau bergerak, dan itu mungkin anda.